Soloraya
Senin, 9 Mei 2022 - 18:31 WIB

Belasan Kecelakaan di Solo, Seluruhnya Warga Lokal Non Pemudik

Ichsan Kholif Rahman  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kecelakaan. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Sebanyak 13 kecelakaan tercatat selama periode Operasi Ketupat Candi 2022 pada 28 April 2022 hingga 9 Mei 2022 di Kota Solo.

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam belasan kecelakaan tersebut.

Advertisement

Kasatlantas Polresta Solo, Kompol Adhytiawarman Gautama Putra, mewakili Kapolresta Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, Senin (9/5/2022), seluruh korban dalam belasan kecelakaan itu hanya menderita luka ringan.

“Untuk kecelakaan tidak ada pemudik ya, semua warga lokal Solo dan tunggal, dalam arti human error. Tidak menjadi kasus menonjol,” kata dia.

Advertisement

“Untuk kecelakaan tidak ada pemudik ya, semua warga lokal Solo dan tunggal, dalam arti human error. Tidak menjadi kasus menonjol,” kata dia.

Terkait arus balik, Kasatlantas mengatakan terjadi pergeseran perubahan kendaraan pada mudik tahun ini.

Pemudik cenderung menggunakan transportasi umum dan membuat terjadi penurunan pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi.

Advertisement

Pada Minggu (8/5/2022) prediksi awal kendaraan bisa mencapai 450.000 kendaraan namun realisasinya hanya 414.311 kendaraan. Sedangkan untuk Sabtu (7/5/2022) realisasinya hanya 412.258 kendaraan.

“Kenaikan sendiri terjadi di terminal dan stasiun. Terminal yang biasanya 2.876 penumpang hari Minggu kemarin naik 120 persen menjadi 43.311 penumpang sedangkan Sabtu 35.033 penumpang. Sedangkan untuk stasiun, pada hari biasa 1.606 penumpang, pada Minggu menjadi 10.699 orang dan Sabtu 9.753 orang,” imbuh dia.

Kasatlantas mengatakan saat ini masyarakat lebih memilih untuk menggunakan transportasi umum daripada kendaraan pribadi.

Advertisement

Baca Juga: Kecelakaan Solo: Pemuda Serengan Meninggal Dihantam Sepeda Motor di Pasar Kliwon

Menurutnya sudah ada imbauan dari Kakoorlantas dan Menteri Perhubungan sebelum mudik untuk memanfaatkan fasilitas kendaraan umum.

Ia menduga sejumlah kebijakan dari pusat seperti pelonggaran libur anak sekolah dan masuk kerja bagi pekerja di wilayah Jakarta, Banten, dan Jabar sehingga arus balik tidak bersamaan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif