Soloraya
Senin, 6 Agustus 2018 - 17:45 WIB

Belasan PKL Seputaran UNS Solo Langgar Deadline Bongkar Lapak

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p style="font-weight: 400;"><strong>Solopos.com, SOLO</strong> –&nbsp;Sejumlah pedagang kali lima (PKL) di Jl. K.H. Masykur dan Jl. Ki Hajar Dewantara tak mengindahkan instruksi Dinas Perdagangan (Disdag) Solo untuk membongkar <a title="PKL Sunday Market Manahan Solo Ditawari Pindah ke CFD" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180713/489/927807/pkl-sunday-market-manahan-solo-ditawari-pindah-ke-cfd">lapak ilegal</a> mereka paling lambat Minggu (5/7/2018).</p><p style="font-weight: 400;">Berdasarkan pantauan&nbsp;<em>solopos.com,&nbsp;</em>Senin (5/7/2018) siang, belasan lapak atau bangunan di seputaran Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo masih dimanfaatkan oleh warga baik untuk berjualan maupun tempat tinggal.</p><p style="font-weight: 400;">Meski melanggar batas waktu pengosongan lapak, mereka tak diusir oleh tim gabungan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo yang turun ke lokasi. Namun mereka diberi pembinaan oleh petugas agar segera pindah meninggalkan bangunan.</p><p style="font-weight: 400;">Kabid PKL Disdag Solo, Didik Anggono, menyampaikan Disdag memutuskan memberikan kesempatan tambahan kepada para PKL untuk mengosongkan lapak ilegal mereka di tepi Jl. K.H. Masykur dan Jl. Ki Hajar Dewantara.</p><p style="font-weight: 400;">&ldquo;PKL yang berjualan masih ada. Kami dekati baik-baik, yang penting mereka mau dulu mengambil barang di lapak untuk kemudian dipindah ke tempat lain. Nanti kami kan siap bantu membongkar dan bantu mengantar barangnya,&rdquo; kata Didik saat diwawancarai&nbsp;<em>solopos.com&nbsp;</em>terkait penertiban lapak PKL di seputaran Kampus&nbsp;UNS, Senin.</p><p style="font-weight: 400;">Dia menyebut, Pemkot lebih mengedepankan <a title="Siap-Siap, PKL di Solo Ini Sasaran Penertiban Selanjutnya" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180803/489/931878/siap-siap-pkl-di-solo-ini-sasaran-penertiban-selanjutnya">budaya komunikasi</a> atau musyawarah dalam melangsungkan agenda penataan kota.</p><p style="font-weight: 400;">&ldquo;Saya amati paling tinggal sepuluh lebih sedikit PKL yang masih berjualan. Yang pasti kami akan terus memberikan pemahaman kepada mereka yang masih bertahan. Begitu apa yang kami pahamkan tidak digubris, pada akhirnya lapak mereka terpaksa dibongkar paksa. Tapi kami lebih utamakan ke pendekatan dulu biar para PKL paham,&rdquo; jelas Didik.</p><p style="font-weight: 400;">Seorang PKL makanan di Jl. Ki Hajar Dewantara, Suharto, mengaku awalnya berencana baru pindah ke lapak baru pada Kamis (9/8/2018) mendatang.</p><p style="font-weight: 400;">Namun, setelah diberi pemahaman oleh Disdag, Suharto memutuskan tidak lagi berjualan di dekat pintu utara Kampus&nbsp;UNS&nbsp;mulai Selasa (7/8/2018).</p><p style="font-weight: 400;">Suharto bercerita selama ini menempati <a title="PKL Pedaringan Solo Pindah Juni" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180513/489/915602/pkl-pedaringan-solo-pindah-juni">lapak d</a>i belakang Kampus&nbsp;UNS&nbsp;dengan membayar sewa Rp9 juta/tahun kepada pendiri lapak.</p><p style="font-weight: 400;">&ldquo;Maunya kami ya bisa tetap berjualan di sini. Tapi kan tidak mungkin. Yang jelas nanti saya harus menyiapkan uang lebih banyak untuk menyewa kios di sana [utara Jl. Ki Hajar Dewantara]. Kira-kira nanti saya diminta membayar sewa Rp40.000/hari,&rdquo; jelas Suharto.&nbsp;</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif