Soloraya
Jumat, 30 Oktober 2009 - 14:57 WIB

Belasan SD di Mojosongo jadi korban pemerasan oknum wartawan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos)–Hampir seluruh sekolah dasar di Kecamatan Mojosongo yang mendapat bantuan dana alokasi khusus (DAK) menjadi korban pemerasan oknum yang mengaku dari LSM dan wartawan. Masing-masing sekolah yang menjadi korban dimintai uang berkisar Rp 300.000- Rp 350.000 oleh oknum yang berjumlah sekitar lima orang dengan alasan biaya monitoring.

Hal tersebut dibenarkan Camat Mojosongo, Ning Martuti, Jumat (30/10). Menurutnya ada sekitar 16 SD di Mojosongo yang menjadi korban oknum tersebut. Hanya SDN Kemiri I saja yang tidak karena kepala sekolahnya berani menolak.

Advertisement

“Banyak kepala sekolah yang mengeluhkan adanya oknum tersebut saat kami melakukan monitoring dan evaluasi,” papar Ning di Mojosongo.

Modus operandi yang mereka lakukan dengan berpura-pura menjadi tim monitoring dan evaluasi. Agar tampak meyakinkan, setiap mereka datang sambil membawa berkas berisi pertanyaan (questionnaire). Kepada pihak sekolah mereka mengatakan bahwa melakukan monitoring sebanyak lima kali.

Namun dalam pertemuan  pertama mereka sudah “menembak” pihak sekolah dengan mengatakan Monev cukup dilakukan sekali. Tapi konsekuensinya pihak sekolah harus membayar sejumlah uang kepada mereka.

Advertisement

“Disinyalir tidak dilakukan di Mojosongo saja, namun juga di kecamatan lain seperti di Teras. Saya sudah laporkan ini ke Bupati, kalau masih ada saya akan laporkan ke polisi,” sambung Ning.

Terpisah, Ketua Forum Komunikasi Wartawan Boyolali, Edi Sutejo mengaku gerah dengan tindak-tanduk yang dilakukan oknum mengaku wartawan namun media tak jelas. Menurutnya, tindakan tersebut bisa digolongkan tindak kriminal.

kha

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif