Soloraya
Sabtu, 2 Juli 2011 - 07:05 WIB

Belasan siswa SMK tertipu oknum atasnamakan panitia HUT Bhayangkara

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Klaten (Solopos.com) – Sebanyak 15 pelajar SMKN 1 Klaten menjadi korban penipuan oknum yang mengaku bagian dari kepanitiaan HUT Bhayangkara Klaten. Akibat ulah pelaku, para siswa itu kehilangan barang-barang berupa satu buah sepeda motor, tas, dompet, perhiasan, ponsel dan barang-barang berharga lainnya.

Informasi yang dihimpun Espos, Jumat (1/7/2011), kejadian berawal saat sekolah itu didatangi seseorang yang mengaku dari Nadas Organizer pada Kamis (30/6/2011) siang. Orang itu juga mengaku sebagai panitia penyelenggara pentas seni yang diutus dari Polri. Dalam undangan tersebut, pihak sekolah diminta untuk mengirimkan perwakilan siswanya untuk mengikuti acara bertajuk Kenduri Cinta Bersama Simpati dalam rangka Hari Ulang Tahun Bhayangkara ke-65. Karena undangan itu tertulis resmi, pihak sekolah pun mengambil sejumlah siswa dari kelas XI dan XII untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Advertisement

Pada Kamis (30/6/2011) sore sekitar pukul 16.00 WIB, sebanyak 15 orang siswa yang terpilih untuk ikut serta dalam acara tersebut diminta datang ke sebuah salon untuk berdandan oleh seorang oknum bernama Tomi yang mengaku berasal dari Nadas Organizer. Di salon tersebut mereka diagendakan untuk mengikuti sesi pemotretan. Saat kegiatan berlangsung, para siswa diminta untuk mengumpulkan tas, dompet, HP, perhiasan bahkan kunci sepeda motor mereka di satu ruangan. Tanpa rasa curiga, para siswa pun mengikuti perintah itu dan mengumpulkan barang-barang berharga yang mereka bawa di tempat yang ditunjukkan oleh Tomi.

Setelah sesi dandan dan pemotretan berlangsung dua jam, tepatnya pukul 18.15 WIB, para siswa baru menyadari barang-barang mereka sudah tidak ada di tempatnya. Bahkan, Tomi juga membawa kabur satu buah sepeda motor milik Dewi, 16, yang juga ikut dalam sesi pemotretan. Dalam pengakuan di Mapolres Klaten, Dewi sempat mendengar suara deru sepeda motor yang dibawa pergi Tomi. “Saya kira hanya pergi sebentar, tetapi setelah ditunggu ternyata sepeda motor tidak kembali,” sesal Dewi.

Wakapolres Klaten Kompol Andi Rifai mengatakan kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan. “Kami juga menyayangkan pihak sekolah yang tidak memberitahukan kepada Polres Klaten terkait undangan itu, padahal undangan menyangkut HUT Bhayangkara yang berkaitan dengan kepolisian,” ujar Andi Rifai.

Advertisement

m98

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif