Soloraya
Jumat, 17 Februari 2023 - 19:08 WIB

Belum Aman, Bupati Sukoharjo Minta Warga Terdampak Banjir Tetap di Pengungsian

Magdalena Naviriana Putri  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Sukoharjo, Etik Suryani memantau lokasi pengungsian dan dapur umum di Menggungan, Desa Telukan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Jumat (17/2/2023). (Istimewa/Pemkab Sukoharjo)

Solopos.com, SUKOHARJO — Kecamatan Grogol dan Kecamatan Mojolaban menjadi langganan banjir akibat kontur wilayah yang rendah. Hal itu mengakibatkan tingginya muka air Sungai Bengawan Solo tertampung di permukiman warga.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, sedikitnya 4.000 jiwa tercatat mengungsi pada Jumat (17/2/2023) pagi. Banjir juga disebabkan karena hujan deras disertai angin kencang dengan waktu yang cukup lama sejak Kamis (16/2/2023). Tak hanya itu dibukanya pintu air di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri sejak Selasa (14/2/2023) juga menambah ketinggian air.

Advertisement

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, didampingi Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan dan Komandan Kodim 0726/Sukoharjo Letkol  Czi Slamet Riyadi memantau sejumlah lokasi banjir, Jumat. Mereka menyusuri jalanan kampung di Menggungan, Desa Telukan, Kecamatan Grogol menggunakan perahu. Sebab ketinggian air di sana mencapai lutut orang dewasa.

Dalam kunjungannya itu bupati meminta warga tetap berada di pengungsian untuk keselamatan dan keamanan.

Advertisement

Dalam kunjungannya itu bupati meminta warga tetap berada di pengungsian untuk keselamatan dan keamanan.

“Nyuwun tulang bapak, ibu semuanya tetap berada di pengungsian karena situasi masih belum aman. Kalau membutuhkan bantuan baik itu makanan atau kesehatan, segera hubungi petugas agar segera ditangani,” ungkap bupati pada warga yang mengungsi.

Menurut Bupati Etik, cuaca ekstrem dengan intensitas hujan yang cukup tinggi tidak bisa dihindari dan sangat rentan banjir. Karenanya ia meminta warga tetap tenang dan bersabar, serta terus berdoa agar terhindar dari mara bahaya dan musibah. Dia mengatakan Pemkab akan memastikan kebutuhan warga selama di pengungsian.

Advertisement

“Dapur umum, pos kesehatan harus selalu standby untuk memastikan warga aman. Lansia, balita harus diutamakan berada di tempat yang aman dan kebutuhannya terpenuhi,” tegas Etik.

Kepala BPBD Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo mengatakan, banjir luapan Sungai Bengawan Solo mulai masuk ke permukiman warga pada Kamis pukul 17.00 WIB. Ari menambahkan ketinggian air yang masuk ke permukiman warga bervariasi. Paling tinggi menurutnya mencapai dua meter.

“Warga ada yang mengungsi di kantor balai desa, tanggul, masjid dan kantor kecamatan,” jelas Ari.

Advertisement

Dapur Umum

Sementara untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi, BPBD Sukoharjo bersama dengan para relawan telah membuat dapur umum di masing-masing tempat pengungsian. Ari juga menyampaikan banjir luapan Sungai Bengawan Solo juga menerjang kantor kelurahan di Kecamatan Grogol dan Mojolaban.

“Mojolaban ada tiga kantor kelurahan. Kemudian di Grogol ada tujuh kantor kelurahan,” terang Ari.

Sementara itu di Desa Kadokan, Grogol, Sukoharjo warga yang rumahnya terendam banjir hingga 2,5 meter pada Kamis tengah malam terpaksa dievakuasi melalui atap rumah, untuk dibawa menggunakan perahu ke tempat yang lebih aman.

Advertisement

Tak hanya permukiman warga  Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sukoharjo Heru Indarjo menyebut sejumlah sekolah terendam banjir. Pada Jumat (17/2/2023) kegiatan belajar mengajar ditiadakan.

“Ada dua SMP terdampak, yakni SMPN 1 Grogol dan SMPN 1 Gatak. SMPN 1 Grogol diliburkan. Sementara di SMPN 1 Gatak, ada siswa yang telanjur masuk, lalu diisi pengajian. Sebanyak 19 SD juga terdampak, yakni di Kecamatan Grogol 13 SD, Weru 4 SD dan Mojolaban 2 SD,” kata Heru.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif