Soloraya
Jumat, 20 Februari 2015 - 04:10 WIB

BENCANA ALAM BOYOLALI : Jalur SSB akan Dijaga 24 Jam

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi tanah longsor di Jalur SSB tepatnya di Desa Samiran, Kecamatan Selo, Senin (26/1/2015). Longsor yang terjadi Minggu (25/1/2015) itu menggerus tebing setinggi 35 meter. (JIBI/Solopos/Dok)

Bencana alam Boyolali berupa tanah longsor yang terjadi beberapa waktu lalu menyebabkan tebing di jalur  Solo-Selo-Borobudur yang tergerus longsoran semakin parah.

Solopos.com, BOYOLALI — Jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) akan dijaga selama 24 jam. Hal itu dilakukan untuk mencegah truk pengangkut pasir yang kerap melintas di malam hari.

Advertisement

Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Umum Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Boyolali, Sigit Harimulyo, mengatakan hal itu perlu dilakukan karena kondisi tebing yang tergerus longsoran sudah semakin parah.

Menurut dia, pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan warga dan polsek setempat untuk  membahas teknis di lapangan. “Untuk mencegah truk itu, nanti kami bersama pihak terkait seperti polsek dan warga akan berjaga-jaga di sekitar longsoran. Untuk mengefektifkan nanti kami secara bergilir,” ungkap Sigit, saat ditemui Solopos.com seusai rapat koodinasi di Kantor Sekretariat Daerah (Setda) Boyolali, Selasa (17/2/2015).

Advertisement

Menurut dia, pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan warga dan polsek setempat untuk  membahas teknis di lapangan. “Untuk mencegah truk itu, nanti kami bersama pihak terkait seperti polsek dan warga akan berjaga-jaga di sekitar longsoran. Untuk mengefektifkan nanti kami secara bergilir,” ungkap Sigit, saat ditemui Solopos.com seusai rapat koodinasi di Kantor Sekretariat Daerah (Setda) Boyolali, Selasa (17/2/2015).

Sebelumnya, Ketua RW 008 Desa Samiran, Muhadi, 62, mengatakan warga membutuhkan legalitas untuk mencegah truk melintasi jalur tersebut karena mereka merasa tidak memiliki hak untuk mencegah truk.

Menurut dia, jalur tersebut merupakan jalur provinsi yang bukan merupakan kewenangan warga. Terkait permintaan warga itu, dia mengatakan Dishubkominfo tidak bisa memberikan surat kewenangan tersebut. Pihaknya hanya bisa memberikan surat larangan truk melintas dari Dishubkominfo kepada warga.

Advertisement

Lebih lanjut dia mengatakan jalur trayek bus jurusan Boyolali-Cepogo-Selo akan diatur ulang. Jika sebelumnya bus dari Boyolali mengangkut hanya sampai Cepogo dan akan dilanjut bus dari Selo. Maka bus yang dari Boyolali nantinya akan sampai ke Desa Samiran, Kecamatan Selo, atau tempat lokasi longsor. kemudian penumpang jalan kaki dan naik bus lagi di sebelah barat longsoran.

“Itu sedang kami kaji lagi, kalau memang bus tidak bisa melintas maka pakai sistem pengantar baik bus yang dari Selo maupun dari Boyolali hanya sampai lokasi longsor,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Nur Khamdani, mengatakan personel dari BPBD siap membantu pengamanan di sekitar longsoran. Bahkan dia mengatakan jika diperlukan pihaknya akan membangun posko di sekitar lokasi.

Advertisement

“Saat ini anggota kami tetap siaga di sana. Jika perlu kalau malam kami kirimkan anggota kami ke sana, bangun posko juga,” ucap dia kepada Solopos.com saat ditemui di Kantor Setda Boyolali seusai rapat koordinasi yang membahas longsor SSB, Selasa (17/2/2015).

 

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif