SOLOPOS.COM - Seorang pengendara motor melalui jalan penghubung antardesa di Jiwowetan, Wedi, Klaten, Minggu (23/2). Banjir yang terjadi pada Sabtu (22/2/2014) malam tidak hanya menggenangi rumah warga, tetapi juga menggenangi ratusan hektare lahan pertanian di Kabupaten Klaten. (Ayu A/JIBI/Solopos)

Solopos.com KLATEN-Hasil pendataan Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten terhadap kerugian akibat bencana alam yang terjadi beberapa waktu terakhir mencapai Rp27 miliar. Jumlah itu terdiri atas kerugian di lahan pertanian dan perkebunan, serta sektor peternakan dan perikanan.

Kepala Dispertan Klaten, Wahyu Prasetyo, mengatakan kerugian sebesar Rp27 miliar tersebut merupakan dampak kekeringan pada 2013 lalu, hujan abu akibat erupsi Gunung Kelud, banjir, serangan hama, dan penyakit.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dampak bencana tersebut menimpa sektor pertanian, perkebunan, tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, dan perikanan.

“Jumlah total kerugian yang kami hitung mencapai Rp27 miliar. Ini sudah kami laporkan ke BPBD [Badan Penanggulangan Bencana Daerah] Klaten yang selanjutnya akan dilaporkan ke BNPB [Badan Nasional Penanggulangan Bencana] untuk mengajukan besaran pengganti kerugiannya. Dari total kerugian itu, nilai terbesar pada tanaman pangan dan hortikultura sekitar Rp26 miliar,” katanya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jumat (7/3/2014).

Menurutnya, kerugian di tanaman pangan akibat gagal panen yang terjadi di 14 kecamatan terutama tanaman padi dan cabai.

Sebab, dari jumlah itu, 41 hektare sawah puso akibat banjir dan 1.131 hektare lahan puso akibat kekeringan pada 2013. Juga 17 hektare lahan tebu puso akibat kebakaran, 839 hektare sawah puso akibat serangan tikus, dan 8.000 batang tanaman cabai mati karena banjir.

Sedangkan akibat hujan abu vulkanik erupsi Gunung Kelud mengakibatkan benih-benih ikan di kolam milik warga mati terutama benih ikan lele. Kematian benih ikan terjadi sekitar lima persen dari total kolam pembenihan ikan di Kabupaten Klaten.

Kepala Bidang Perikanan Dispertan Klaten, Wisnu Wijaya Putra, menambahkan dampak abu vulkanik Gunung Kelud hanya berdampak pada kematian benih ikan. Sedangkan banjir mengakibatkan kerugian pada budi daya ikan di tiga kecamatan.

“Dampak abu vulkanik Gunung Kelud hanya menimpa sekitar lima persen dari total pembenihan iklan di Kabupaten Klaten. Sedangkan dampak banjir merugikan budi daya ikan di Cawas, Trucuk, dan Bayat. Totalnya ada 210.000 ekor lele dan 30 ekor induk tombro yang mati,” katanya kepada wartawan, Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya