Solopos.com, KLATEN – Seiring datangnya musim penghujan, retakan tanggul di bantaran Sungai Bengawan Solo wilayah Serenan, Juwiring, Klaten, mulai menutup. Namun, warga tetap waswas akan bahaya longsor.
Pantauan Promosi
Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Seorang warga Dukuh Badran, Serenan, Sujirah, 45, mengatakan retakan tanggul menutup selepas hujan yang mengguyur sepekan terakhir. “Menutup sendiri kena air hujan,” ujar Sujirah saat ditemui Sujirah menuturkan tanggul di dekat permukiman warga tinggal menunggu jebol jika tak ada penanganan. Dia mengatakan setiap tahun luasan tanggul tergerus akibat limpasan air sungai. “Dulu tanggulnya maju 20 meter dari yang sekarang,” tuturnya. Kepala Desa (Kades) Serenan, Akip, mengatakan hingga kini belum ada komitmen perbaikan tanggul dari instansi terkait. Kades mengatakan beberapa waktu lalu Balai Besar Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) kembali mengecek kondisi tanggul sepanjang 50 meter tersebut. “Langsung dicek setelah melihat berita terakhir di koran. Namun ya itu, mereka hanya bilang berupaya menganggarkan,” ucapnya. Sementara itu, Kasi Pembangunan dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Klaten, Darminto, mengatakan DPU akan kembali mendorong BBWSBS agar segera merealisasikan normalisasi tanggul.