SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanah longsor. (JIBI/Solopos/Antara)

Bencana alam Wonogiri mengintai 19 rumah di bantaran Sungai Bendungan dan Sungai Kepatihan.

Solopos.com, WONOGIRI — Sebanyak 19 rumah warga di bantaran Sungai Bendungan di Desa Jendi dan Sungai Kepatihan di Desa Kepatihan, Kecamatan Selogiri, terancam longsor.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, mengatakan hujan deras di daerah itu pada Selasa (14/4/2015), malam hingga dini hari membuat sejumlah sungai di wilayah Selogiri meluap. Luapan sungai itu menggerus tanah pekarangan warga di bantaran sungai.

“Total 19 rumah di bantaran Sungai Bendungan dan Sungai Kepatihan terancam longsor akibat tanah tergerus air. Rumah itu berada di Desa Jendi dan Desa Kepatihan,” ujar Bambang ketika dihubungi Solopos.com, Rabu (15/4/2015).

Dia mengatakan jalan di Desa Kepatihan sepanjang 20 meter juga retak hingga terancam longsor. Kalau sampai terjadi longsor akan menganggu aktivitas warga.

“Paling utama saat ini adalah penyelamatan para penghuni bagi 19 rumah di bantaran sungai. Kalau tidak segera dilakukan tindakan, rumah itu bisa longsor,” kata dia.

Dia mengatakan dari hasil pendataan kondisi Dam Krapyak di Desa Kepatihan yang sebelumnya rusak ringan, sekarang rusak berat. Kondisi seperti itu jika terus dibiarkan sangat berbahaya.

Salah satu rumah warga yang terancam longsor adalah milik Mardi warga RT 003/ RW 003 Desa Jendi. Rumah itu terancam longsor dan ambles. Pekarangan rumah itu yang panjangnya 60 meter, lebar 8 meter, dan tinggi 4 meter sebagian telah retak dan ambles tergerus air.

“Rata-rata kerusakan di Desa Jendi adalah rumah beserta pekarangan yang tergerus air dari luapan Sungai Bendungan,” papar dia.

Bambang mengimbau warga di dua desa itu waspada terutama jika terjadi hujan deras. Jika melihat tanda-tanda sungai akan meluap, mereka diminta segera keluar rumah atau mengungsi ke lokasi yang lebih aman.

Dia meminta petugas Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan (BBWSBS) segera datang ke lokasi dan memeriksa kondisi sungai itu. Sementara itu, Kepala Desa Kepatihan, Sutrisno, mengonfirmasi ada empat rumah di Kepatihan yang terancam longsor akibat tergerus aliran sungai.

Empat rumah itu dihuni 12 orang. Jarak antara sungai dan rumah awalnya sekitar empat meter. Namun, sekarang tinggal satu meter.

“Kondisi itu sangat berbahaya sehingga kami meminta warga selalu waspada terutama ketika turun hujan deras,” kata dia. Dia menambahkan saat ini warga masih bertahan di rumah masing-masing.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya