Soloraya
Rabu, 22 Juni 2016 - 14:40 WIB

BENCANA BOYOLALI : Ini 25 Desa Rawan Longsor

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanah longsor (JIBI/Solopos/Antara)

Bencana Boyolali, terdapat 25 desa yang berpotensi rawan longsor.

Solopos.com, BOYOLALI–Sebanyak 25 desa di Kabupaten Boyolali masuk peta rawan longsor. 25 desa diminta tetap meningkatkan kewaspadaan seiring tingginya curah hujan yang diprediksi masih akan berlangsung hingga akhir tahun.

Advertisement

Berdasarkan data yang diterima Solopos.com, 25 desa itu tersebar di enam kecamatan yakni Selo sebanyak 10 desa, Musuk sebanyak 4 desa, Cepogo sebanyak tiga desa, Ampel empat desa, Klego dua desa, dan Kemusu satu desa.

Daerah rawan tanah longsor tersebut merupakan hasil kajian bersama dengan ahli Geologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. “Daerah rawan longsor memiliki tingkat kemiringan tebing di atas sekitar 40 derajat, contohnya di kawasan lereng Merapi dan Merbabu,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Nur Kamdani, kepada Solopos.com, Selasa (21/6/2016).

Advertisement

Daerah rawan tanah longsor tersebut merupakan hasil kajian bersama dengan ahli Geologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. “Daerah rawan longsor memiliki tingkat kemiringan tebing di atas sekitar 40 derajat, contohnya di kawasan lereng Merapi dan Merbabu,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Nur Kamdani, kepada Solopos.com, Selasa (21/6/2016).

Kondisi tanah di kawasan pegunungan tersebut gembur banyak terdapat batuan muda dan pasir sehingga berpotensi terjadi tanah longsor jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Selain itu, kondisi struktur tanah di kawasan Boyolali bagian utara seperti Klego dan Kemusu, lempung dan gerak atau labil, sehingga dikhawatirkan rawan longsor.

Kamdani menjelaskan bentuk kewaspadaan  warga di kawasan rawan longsor itu misalnya dengan menghidupkan budaya ronda secara bergilir sebagai langkah antisipasi.

Advertisement

Berdasarkan keterangan Badan Meteorogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG),  pada Juli dan Agustus sudah memasuki musim kemarau namun kategorinya kemarau basah. Pada kemarau basah ini bisa terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Untuk itu dia mewanti–wanti kepada warga di wilayah  rawan longsor untuk selalu waspada karena cuaca ektrim bisa terjadi sewaktu–waktu.

Nur Kamdani juga meminta warga di wilayah bencana longsor untuk melakukan penaman pohon di lahan yang gundul karena bisa mengurangi risiko bencana tanah longsor. Dengan penanaman pohon harapannya juga bisa melestarikan sumber air. “Kami meminta warga di wilayah rawan longsor, khususnya di kawasan lereng Merapi dan Merbabu gemar menanam pohon keras di lahan gundul,” ujar Kamdani.

Berikut 25 desa yang masuk peta rawan longsor :

Advertisement

Selo:
1.  Desa Jeruk
2.  Desa Jrakah
3.  Desa Klakah
4.  Desa Lencoh
5.  Desa Samiran
6.  Desa Selo
7.  Desa Senden
8.  Desa Suroteleng
9.  Desa Tarubatang
10. Desa Tlogolele

Musuk :
1. Desa Mriyan
2. Desa Sangup
3. Desa Jemowo
4. Desa Cluntang

Cepogo :
1. Desa Wonodoyo
2. Desa Sukabumi
3. Desa Genting

Advertisement

Ampel :
1. Desa Ngangrong
2. Desa Candisari
3. Desa Ngadirojo
4. Desa Sampetan

Klego :
1. Desa Gondanglegi
2. Gunungmadu

Kemusu :
1. Desa Kendel

Sumber: BPBD Boyolali.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif