Bencana Boyolali longsor masih mengancam. Jalan nasional Solo-Semarang yang longsor di depan Universitas Boyolali (UBY) minim rambu.
Solopos.com, BOYOLALI — Jalan nasional Solo-Semarang yang tergerus longsor, tepatnya di depan Universitas Boyolali (UBY) Jl. Pandanaran Boyolali minim rambu-rambu. Pantauan Solopos.com, Kamis (29/1/2015) pengamanan di sekitar lokasi longsor hanya dengan menggunakan sejumlah tong yang diletakkan dijejer dan pembatas jalan. Di sekitar lokasi juga tidak terdapat tulisan peringatan adanya longsor.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Menurut warga setempat, Darsinun, 41, rambu-rambu yang kurang tersebut membahayakan bagi pengendara. Hal itu karena jalan tersebut merupakan jalur cepat yang dilewati oleh kendaraan besar.
“Apalagi kalau malam, itu berbahaya karena tidak ada lampunya, padahal penerangan di sekitar sini [lokasi longsor] kurang,” kata dia saat ditemui Solopos.com di bengkel miliknya di dekat lokasi, Kamis (29/1).
Warga lain, Suparmin, 25, mengatakan sejak peristiwa longsor yang terjadi Minggu (25/1) lalu, belum ada petugas yang secara langsung menangani longsor tersebut.
“Setahu saya belum ada, saya dari pagi sampai sore pasti di sini terus. Yang saya lihat paling orang datang pakai pakaian seperti PNS, ada juga TNI tapi cuma foto-foto saja,” kata karyawan bengkel jok mobil yang terletak di depan kampus UBY itu.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Boyolali, Bony Facio Bandung, mengatakan penanganan rambu di jalan tersebut merupakan kewenangan Kementrian Pekerjaan Umum karena marupakan jalan nasional.
“Tapi nanti saya periksa lagi, kalau memang perlu nanti kami pasang,” kata dia saat ditemui Solopos.com, Kamis.
Seperti diketahui, longsor terjadi di Jalur Nasional di jalan Solo-Semarang, tepatnya di depan Kampus Universitas Boyolali (UBY). Menurut salah seorang pegawai UBY, Suyanto, peristiwa itu terjadi pada Minggu (25/1) pukul 13.30 WIB.
“Saya saat itu sedang berada di dalam kampus, tiba-tiba ada suara gemuruh di dekat jalan raya. Saya keluar ternyata longsor,” kata saat ditemui Solopos.com di lokasi, Senin pagi.
Menurut petugas lapangan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Boyolali, Sabar, mengatakan diduga longsor tersebut karena kualitas talut tidak terlalu bagus. “Bangunan talutnya tidak terlalu bagus, jadi tidak kuat menahan gerusan air dari atasnya,” kata dia kepada Solopos.com saat ditemui di Lokasi, Senin (26/1).