Soloraya
Jumat, 4 Maret 2016 - 17:25 WIB

BENCANA KARANGANYAR : 17 Keluarga Masuk Radius Bahaya Longsor Gerdu

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim dari Pusat Studi Bencana (PSB) LPPM UNS Solo memasang alat deteksi pergerakan tanah saat mengecek retakan tanah di Dusun Buntung, Gerdu, Karangpandan, Karanganyar, Kamis (3/3/2016). Retakan tanah di wilayah itu berbentuk tapal kuda. (Istimewa)

Longsor Karanganyar mengancam sedikitnya 17 keluarga di Gerdu, Karangpandan.

Solopos.com, KARANGANYAR – Sebanyak 17 keluarga di Dusun Buntung, Desa Gerdu, Karangpandan, Karanganyar, masuk radius zona rawan bencana longsor retakan tanah di wilayah tersebut.

Advertisement

Data tersebut disampaikan Camat Karangpandan, Aji Pratama Heru K, saat dihubungi solopos.com, melalui telepon seluler (ponsel), Jumat (4/2/2016). Dia mengaku sudah melakukan pengecekan di sekitar retakan tanah bersama tim dari PSB LPPM UNS, Kamis (3/3/2016).

“Ada 17 keluarga di Dusun Buntung yang tinggal di radius rawan longsor. Kalau jumlah jiwanya ya sekitar 38 orang, sebagian anak-anak dan orang lanjut usia [lansia]. Mereka sudah kami minta untuk meningkatkan kewaspadaan saat turun hujan,” tutur dia.

Advertisement

“Ada 17 keluarga di Dusun Buntung yang tinggal di radius rawan longsor. Kalau jumlah jiwanya ya sekitar 38 orang, sebagian anak-anak dan orang lanjut usia [lansia]. Mereka sudah kami minta untuk meningkatkan kewaspadaan saat turun hujan,” tutur dia.

Heru menjelaskan pada Minggu (6/3/2016) besok, para sukarelawan dan warga akan bekerja bakti memperbaiki jalur evakuasi. Menurut dia pos pengungsian dan jalur evakuasi sebenarnya sudah ada. Titik pengungsian di rumah Fery, di lokasi yang paling tinggi danaman.
Heru mengatakan, warga Dusun Buntung sudah mengetahui keberadaan pos pengungsian dan jalur evakuasi.

“Kemarin [Kamis] saat kami cek retakan kan hujan deras lebih dari sejam. Saat itu warga langsung menuju pos pengungsian di rumah Fery,” kata dia.

Advertisement

Sedangkan peneliti dari PSB LPPM UNS, Sulastoro mengatakan potensi longsor di Dusun Buntung, Gerdu, bersifat rayapan. Artinya, proses terjadinya longsor akibat retakan tanah, berjalan sangat lambat. Sebab material tanah tertahan bukit di sisi barat jalan.

Pendapat tersebut disampaikan Sulastoro merujuk hasil cek lokasi oleh tim dari PSB LPPM UNS. Tim dari UNS dipimpin Kepala PSB LPPM UNS, Sardjoko Lelono.

“Jika terjadi longsor, material tanahnya sekitar 100x200x20 meter kubik,” tutur Sulastoro.

Advertisement

Tim dari PSB LPPM UNS menduga tanah yang retak merupakan bagian dari tanah yang beberapa tahun lalu longsor. Jika terjadi longsor, Jl. Girilayu-Gerdu akan terputus. “Tanah yang bergerak ini adalah tanah yang sebagiannya telah longsor, dulu,” kata dia.

Sulastoro mengapresiasi kesigapan sukarelawan yang telah membuat jalur evakuasi dan titik pengungsian. Menurut dia langkah antisipatif tersebut sangat tepat dilakukan. “Bagus sekali. Kesadaran warga tentang ancaman longsor juga tinggi,” imbuh dia.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif