SOLOPOS.COM - Pencarian korban longsor di Karangpandan, Karanganyar mengerahkan anjing pelacak, Rabu (30/11/2016). (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Bencana Karanganyar, sebanyak 36 rumah di Karangpandan berada di zona rawan longsor.

Solopos.com, KARANGANYAR — Sebanyak 36 rumah di Dukuh Gondanggentong, Nigasan, Karangpandan, dan Dusun Banjarbuntung, Gerdu, Karangpandan, terancam longsor.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Sebagian bangunan rumah warga dan infrastruktur jalan sudah retak-retak. Pemkab mengusulkan program relokasi kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tapi hingga kini belum ada kepastian relokasi.

Penjelasan itu disampaikan Camat Karangpandan, Aji Pratama Heru K., kepada Solopos.com saat diwawancarai melalui telepon, Jumat (9/12/2016). “Itu dua lokasi yang berbeda, tapi sama-sama rawan,” tutur dia.

Eks kepala BPBD Karanganyar tersebut memerinci 36 rumah warga itu terdiri atas delapan rumah di Gondanggentong dan 28 rumah di Banjarbuntung. Di dua lokasi itu tanahnya sudah retak-retak.

“Berdasarkan pengalaman saya, retakan di Gondanggentong lebih berbahaya karena jenis longsornya luncuran. Berbeda dengan potensi longsor di Gerdu yang jenis rayapan,” imbuh dia.

Ihwal retakan tanah di Gondanggentong, menurut Heru, sudah ada pemetaan radius ancaman bencana. Bila terjadi bahaya longsor, warga langsung diungsikan di tempat yang ditentukan.

Retakan tanah tersebut kali pertama terjadi pada 2007. Kini kondisinya semakin parah seiring pelapukan bebatuan di bagian bawah. Kesiapsiagaan longsor juga dilakukan di Banjarbuntung.

“Jika terjadi hujan lebih dari dua jam, secara otomatis warga mengungsi ke rumah Pak Wiyono. Kalau soal relokasi permanen kami masih menunggu keputusan BNPB,” ujar dia.

Heru fokus kepada upaya pengurangan risiko bencana. Pemantauan terus dilakukan oleh sukarelawan, pemerintah desa (pemdes), dan tokoh warga.

Peneliti Pusat Studi Bencana (PSB) LPPM Universitas Sebelas Maret (UNS), Sulastoro, mengatakan pencegahan tanah longsor yang terpenting adalah pengaturan aliran air hujan. Jangan sampai air hujan menggenang dalam waktu lama dalam bidang tanah tertentu.

Dia juga mengingatkan ancaman tanah longsor dari aktivitas pemaprasan tebing bukit. Aktivitas tersebut banyak terjadi di Jenawi, Ngargoyoso, Tawangmangu, Karangpandan, dan Jatiyoso. “Langkah antisipasi harus terus dilakukan,” seru dia.

Ketua Komisi D DPRD Karanganyar, Endang Muryani, meminta Pemkab memantau intensif titik-titik retakan tanah yang muncul di berbagai wilayah di lereng Gunung Lawu. Bila memang harus direlokasi, dia mendesak Pemkab segera memfasilitasinya. Jangan sampai jatuh korban jiwa. Deteksi titik-titik baru retakan tanah juga perlu dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya