Bencana Karanganyar, warga di kawasan zona merah untuk mewaspadai pergerakan tanah.
Solopos.com, KARANGANYAR–Sejumlah wilayah kecamatan di Kabupaten Karanganyar masuk zona merah rawan bencana tanah longsor saat hujan mengguyur. Mirisnya belum semua titik paling rawan longsor dipasangi alat early warning system (EWS) lantaran keterbatasan anggaran.
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
Penjelasan itu disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Nugroho, saat dihubungi Solopos.com melalui telepon seluler (ponsel), Rabu (28/9/2016). Menurut dia saat ini ada 13 EWS yang dipasang, tapi tiga di antaranya dalam kondisi rusak.
“Tahun ini kita sudah pasang tiga EWS baru di lokasi paling rawan longsor. Jadi total EWS kita ada 13 unit. Tapi satu EWS dalam kondisi rusak karena terkena tanah longsor, yang dua lainnya sudah tua. Yang masih bisa diandalkan tinggal 10 EWS,” tutur Nugroho.
Dia menjelaskan EWS yang dipasang tersebut merupakan bantuan dari BNPB dan sejumlah perguruan tinggi. Pengadaan EWS oleh pemerintah daerah sulit dilakukan lantaran butuh biaya besar. Padahal saat ini masih ada beberapa titik yang perlu dipasangi EWS.
Nugroho mengatakan daerah yang masuk zona merah tanah longsor di antaranya Kecamatan Ngargoyoso. Hampir di setiap lokasi di wilayah tersebut rawan bencana tanah longsor. Wilayah lainnya yaitu Jenawi, Tawangmangu, Karangpandan, dan Matesih.
Beberapa desa di Kecamatan Jatiyoso seperti Beruk, dan Wonorejo, juga rawan tanah longsor. “Kita sudah sosialisasikan kewaspadaan tanah longsor ke warga dan sukarelawan. Tak hanya saat hujan, pergeseran tanah bisa terjadi setelah hujan reda,” kata dia.