Soloraya
Rabu, 14 Desember 2016 - 17:40 WIB

BENCANA KARANGANYAR : Tanah Bergerak, 6 Keluarga Kerjo Mengungsi

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah bangunan rumah warga RT 002/RW 002 Plosorejo, Kerjo, Karanganyar, mulai dirobohkan menyusul terjadinya pergerakan tanah di wilayah itu dua pekan terakhir. Foto diambil Rabu (14/12/2016) siang. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Bencana Karanganyar, enam keluarga di Plosorejo, Kecamatan Kerjo, harus mengungsi karena tanah ambles.

Solopos.com, KARANGANYAR — Enam keluarga di RT 002/RW 004 Dusun Plosorejo, Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Karanganyar, mengungsi ke rumah saudara dan kerabat menyusul amblesnya tanah di lingkungan tempat tinggal mereka.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, Rabu (14/12/2016), beberapa bangunan rumah warga mulai diruntuhkan untuk diambil materialnya. Tanah ambles kali pertama pada awal Desember 2016 lalu membuat bangunan rumah warga retak-retak. Baca juga: Kerjo Longsor, 1 Orang Tewas, 2 Orang Terluka.

Tak hanya bangunan rumah warga, jalan dusun setempat sepanjang lebih kurang 30 meter bergerak beberapa meter. Diprediksi pergerakan tanah akan terus terjadi selama musim penghujan ini.

Ketua RW 004 Plosorejo, Sumardi, saat ditemui wartawan di rumahnya, Rabu (14/12) menuturkan pergerakan tanah kali pertama terjadi Sabtu (3/12) malam, mengakibatkan bangunan rumah retak.

Advertisement

“Ada enam rumah yang terdampak pergerakan tanah ini, termasuk rumah saya. Saat itu warga berkumpul di rumah salah satu warga yang sedang ada hajatan. Hujan deras mengguyur,” tutur dia.

Enam keluarga yang rumahnya terdampak tanah ambles yaitu keluarga Sutarwo, keluarga Paniyem, keluarga Sumardi, keluarga Dwi Parwanto, keluarga Hartono, dan keluarga Sumarno. Mereka mengungsi ke rumah saudara dan kerabat sejak Minggu (4/12/2016) malam. “Saat itu hujan terus menerus setiap hari. Pagi dan malam hari hujan terus cukup deras,” sambung Sumardi.

Dia memerinci keluarga Sutarwo terdiri lima jiwa, keluarga Paniyem empat jiwa, keluarga Sumardi lima jiwa, keluarga Dwi Parwanto tiga jiwa, keluarga Hartono tiga jiwa, dan keluarga Sumarno lima jiwa. Mereka mengungsi secara mandiri lantaran kondisi rumah mereka sudah tidak layak ditinggali. “Tim BPBD, Polsek, dan tokoh desa meminta kami tidak lagi tinggal di rumah ini, suruh mengungsi,” kata dia.

Advertisement

Sumardi menjelaskan tanah di rumahnya telah turun sekitar 30 sentimeter. “Menurut BPBD rumah-rumah di sini sudah masuk aktegori zona merah rawan longsor,” ujar dia.

Kasi Kesejahteraan Pemdes Plosorejo, Mardono, saat ditemui wartawan mengatakan enam keluarga di RT 002/RW 004 Dusun Plosorejo memang sudah diminta meninggalkan rumah mereka. Pergerakan tanah bisa terjadi sewaktu-waktu, terutama saat hujan deras mengguyur. Mereka diminta mengungsi lantaran tanah kas Desa Plosorejo berada di area rawan longsor.

“Tanah kas desa berada di dekat area yang tanahnya bergerak, termasuk rawan longsor. Warga kami anjurkan relokasi secara mandiri, untuk biaya membangun rumah bisa dibantu nantinya,” kata dia.

Mardono menjelaskan pergerakan tanah juga membuat jalan dusun ambles ke daerah aliran sungai (DAS) tak jauh dari lokasi. Diperkirakan pergerakan tanah akan terus terjadi. “Selain di Dusun Plosorejo juga terdapat beberapa lokasi rawan longsor, seperti di Dusun Nerang dua keluarga, Banaran satu keluarga, dan Bono Wates dua keluarga,” terang dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif