SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, KARANGANYAR--Lima sungai utama di Bumi Intanpari mulai mengering selama musim kemarau. Debit air di kelima sungai tersebut berkurang antara 40-50 persen dibanding saat musim penghujan.

Kepala Seksi Pelestarian Sumber Air dan Operasi Pengairan DPU Karanganyar, Widodo, mengatakan kelima sungai tersebut yakni Sungai Samin, Sungai Jlantah, Sungai Siwaluh, Sungai Walikan dan Sungai Kenatan.Seluruh sungai di Karanganyar berhulu di lereng Gunung Lawu. Pengurangan debit air sungai tampak di hilir sungai saat musim kemarau.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sementara debit air di hulu sungai masih normal lantaran berada di lereng Gunung Lawu. “Debit air di hulu sungai masing normal, yang tampak berkurang di bagian hilir sungai,” ujarnya saat ditemui solopos.com, di kantornya, Rabu (28/8/2013).

Sungai Samin mengalir dari wilayah Tawangmangu menuju Karanganyar. Sungai Jlantah membentang dari lereng Gunung Lawu ke arah Jatiyoso dan Jatipuro, Sungai Siwaluh mengalir dari Karangpandan menuju Karanganyar. Sungai Walikan mengalir dari Jenawi ke arah Sragen sementara Sungai Kenatan membentang di wilayah Ngargoyoso.
Menurutnya, beberapa anakan sungai juga mulai mengering lantaran debit air di bagian hilir sungai berkurang.

“Diperkirakan puncak musim kemarau pada Oktober mendatang, kalau sekarang masih cukup normal walaupun debit air sungai berkurang,” papar Widodo.

Dari 17 kecamatan se-Karanganyar, Jatipuro menjadi wilayah terparah yang mengalami kekeringan. Sungai-sungai yang melintas di wilayah tersebut dipastikan mengering selama musim kemarau. Pasalnya, lapisan tanah di Jatipuro berbeda dengan wilayah lainnya. Wilayah Jatipuro terdiri dari perbukitan dengan lapisan tanah yang cenderung kering.

Sementara Sekretaris DPU Karanganyar, Edi Sukiswandi, menjelaskan untuk mengantisipasi kekeringan di wilayah Karanganyar, pasokan air akan digilir dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Langkah ini dilakukan agar seluruh wilayah Karanganyar mendapat pasokan air sehingga pengolahan sawah tak akan terganggu.

Selain itu, pihaknya akan mengoptimalkan pembuatan sumur pantek untuk menyedot air di dalam tanah. Dengan sumur pantek maka para petani bisa mengambil air dan mengairi persawahan. “Pasokan air akan digilir di setiap kecamatan. Seluruh wilayah akan mendapatkan pasokan air sehingga para petani tak perlu cemas,” jelas Edi.

Pihaknya juga tengah merampungkan Detail Engineering Design (DED) Waduk Jlantah yang direncanakan dibangun di Jatiyoso dan sekitarnya pada 2014 mendatang. Waduk Jlantah bakal mencukupi kebutuhan air sekitar 387 hektare lahan pertanian di wilayah Jatipuro, Jatiyoso, Jumapolo dan sebagian wilayah Wonogiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya