SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, WONOGIRI — Pemkab Wonogiri memastikan segera menyalurkan 42.270 kilogram (kg) beras bantuan bagi 4.106 keluarga yang mengalami kekurangan beras.

Saat ini, surat dari Plt Sekda Wonogiri, Suharno, mengenai penyaluran beras tersebut siap dikirim ke Badan Urusan Logistik (Bulog).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dengan demikian, diperkirakan pekan depan beras sudah bisa disalurkan. Bantuan beras sebanyak 42.470 kg itu diambil dari cadangan beras Pemkab yang selama ini disimpan di Gudang Bulog.

Kepala Seksi (Kasi) Pelayanan Intensifikasi Pangan, Tiningsih, mewakili Plt Kepala Kantor Ketahanan Pangan Wonogiri, Bambang Haryadi, saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya, Jumat (20/9/2013), menjelaskan setelah melalui proses verifikasi lapangan diputuskan 4.106 keluarga dari empat kecamatan yang mengajukan bantuan beras, akan mendapat bantuan.
Banyaknya bantuan mencapai 10 kg atau 15 kg. Jumlah itu dihitung berdasarkan perkiraan kebutuhan makan tiga kali sehari sebanyak 1-1,5 kg beras per orang. Bantuan diberikan untuk memenuhi kebutuhan 10 hari.

“Sudah diverifikasi dan hasilnya semua usulan dipenuhi. Ada yang dapat 10 kg, ada yang 15 kg. Itu berdasarkan tingkat kebutuhan mereka. Yang sangat butuh, seperti di Desa Gambirmanis, Kecamatan Pracimantoro, kami salurkan 15 kg. Kami harap pekan depan bantuan beras sudah bisa disalurlan karena hari ini [Jumat] surat dari Sekda soal bantuan itu sudah kami terima. Tinggal kami fax-kan ke Bulog,” beber Tiningsih.

Dia mengakui banyaknya bantuan beras yang disalurkan menggunakan perhitungan minimal, yaitu 10 kg per orang per 10 hari. Hal itu lantaran pihaknya menduga masih akan ada warga yang mengajukan bantuan beras, sehingga untuk menghemat cadangan beras bantuan diberikan dalam jumlah tersebut. Tiningsih khawatir jika bantuan diberikan maksimal, semua mendapat 15 kg, warga yang mengajukan bantuan di hari-hari mendatang tidak akan kebagian.

Sementara itu, disinggung mengenai kondisi warga di daerah kekeringan yang cukup memprihatinkan, Tiningsih tak menampik hal itu. Namun, menurut dia, warga sebetulnya tidak perlu khawatir sebab meski bentuknya beda konsumsi tiwul sama dengan beras. Kandungan gizi kedua makanan itu sama, yaitu sama-sama sumber karbohidrat. Hanya saja, Tiningsih sadar saat ini warga sudah terpola untuk selalu mengonsumsi beras sebagai makanan pokok. Dia berharap program diversifikasi pangan yang sudah diawali di Desa Semin, Kecamatan Nguntoronadi, dengan Senin dan Kamis makan tiwul, bisa diteruskan di desa lain, sehingga warga Wonogiri tidak tergantung pada beras.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya