SOLOPOS.COM - Warga melihat lokasi longsor di anak Kali Dengkeng di kompleks Pasar Kepoh, Desa Kreten, Kecamatan Gantiwarno, Minggu (18/1/2015) petang. Akibat kejadian itu, empat rumah toko (ruko) yang berada di tepi sungai terancam hanyut. (Istimewa)

Bencana Klaten masih mengintai. Tepi anak Kali Dengkeng longsor, akibatnya empat rumah terancam hanyut.

Solopos.com, KLATEN—Bencana Klaten, berupa longsor terjadi di anak Kali Dengkeng. Derasnya arus sungai di anak Kali Dengkeng di kompleks Pasar Kepoh, Desa Kreten, Kecamatan Gantiwarno, mengancam empat rumah toko (ruko) yang berada di tepi sungai itu.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Sebelumnya, Minggu (18/1/2015), arus sungai itu telah menggerus talud semi permanen yang menjadi penahan tanah.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, hujan deras yang mengguyur wilayah Klaten beberapa hari terakhir membuat ketinggian air di anak sungai itu hampir sejajar dengan jalan desa di kawasan itu.

Kuatnya arus air di sungai yang merupakan pertemuan sungai dari Prambanan, Klaten dan Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu membuat talut longsor.

Bila hujan deras cukup lama, anak Kali Dengkeng itu sering mengalami banjir. Kemarin [Minggu] ketinggian air hampir mencapai jalan di desa sehingga menggerus talud.

Akibatnya, ada fondasi salah satu ruko yang ada di bantaran sungai itu yang ikut tergerus arus air,” kata Sekretaris Desa Kreten, Purwanto, Senin (19/1/2015).

Selain itu, lanjut dia, tiga ruko lainnya yang berada di sebelahnya juga rawan tergerus arus air. Menurut Purwanto empat ruko yang ada di tepi sungai itu milik dua orang warga.

Ia pun sudah memberitahu pemilik ruko tersebut terkait kondisinya. “Bila tidak cepat diantisipasi, ruko di bantaran sungai itu bisa hanyut,” ujarnya.

Sementara itu, Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) bersama Pemerintah Desa Kreten dan sukarelawan telah meninjau lokasi kejadian. Tim dari BPBD juga sudah mengecek kondisi dan mendata untuk tindak lanjutnya.

Gerus Bantaran

“Talut semi permanen yang hanyut panjangnya 10 meter dengan ketinggian empat meter. Saat ini, arus mulai menggerus tanah di bantaran sungai sehingga ada empat ruko yang rawan terbawa arus sungai,” kata Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Sri Winoto, Senin.

Menurutnya ruko tersebut dibangun di bantaran anak Kali Dengkeng yang sebenarnya dilarang pemerintah.

Sebab, sesuai peraturan yang berlaku, bantaran sungai harus bebas dari hunian apalagi bangunan permanen karena dikhawatirkan rawan longsor.

Antisipasi sementara waktu, BPBD mengimbau penghuni ruko untuk mengungsi di lokasi yang lebih aman. BPBD akan berupaya mencegah talud yang longsor agar tidak semakin meluas.

“Hasil pendataan dari TRC BPBD merupakan acuan kami untuk menentukan upaya pencegahan agar longsor tidak meluas. Terkait perbaikan bangunan yang ada di tepi bantaran sungai kami serahkan ke pemerintah desa dan kecamatan,” imbuh Sri Winoto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya