SOLOPOS.COM - Kondisi jembatan yang rusak dan bergeser akibat tanah longsor di Kedungdowo, Andong, Boyolali, Sabtu (4/3/2023) sore. (Istimewa/BPBD Boyolali)

Solopos.com, BOYOLALI — Lima rumah dan satu jembatan rusak akibat tanah longsor di Dukuh Kadirno, Desa Kedungdowo, Kecamatan Andong, Boyolali, Sabtu (4/3/2023) sore. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa bencana itu.

Kasi Kedaruratan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Rima Kusuma, mengungkapkan  tanah longsor terjadi pada Sabtu pukul 17.00 WIB.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Kronologi kejadian terjadi hujan lebat beberapa hari terakhir ini yang mengakibatkan terjadinya tanah longsor di Dukuh Kadirno RT 011/RW 002, Desa Kedungdowo, Kecamatan Andong, Boyolali,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Minggu (5/3/2023).

Kejadian tanah longsor di Kedungdowo, Boyolali, tersebut, lanjut Rima, mengakibatkan dua rumah warga rusak parah, tiga rumah rusak ringan, dan satu jembatan penghubung Kedungdowo dan Pranggong rusak berat.

Ia menjelaskan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut akan tetapi warga yang terdampak mengungsi di tempat saudaranya yang masih dalam satu lingkungan. Rima memerinci daftar warga Dukuh Kadirno yang terdampak yakni Ngadiman, 68, kerugian Rp70 juta.

Lalu Sakiyem, 81, kerugian Rp52 juta. “Egiyanto umur 48 tahun, kerugiannya Rp25 juta. Lalu Parjo umur 55 tahun, kerugian Rp25 juta. Purwanto, umur 39 tahun, kerugian Rp25 juta,” kata dia.

Kemudian, jembatan penghubung Desa Kedungdowo dan Pranggong, Andong, Boyolali, mengalami rusak berat akibat tanah longsor dengan kerugian diperkirakan mencapai Rp400 juta.

Sementara itu, Kapolsek Andong, Boyolali, AKP Agung Widodo, menjelaskan tim dari Polsek Andong berada di lokasi untuk membantu warga yang terdampak longsor. Menurutnya, rumah Ngadiman rusak berat sampai roboh.

Lalu rumah Parjo rusak berat karena ada retak dan posisi tanah bergeser 10 sentimeter (cm). Rumah Purwanto retak dan posisi bergeser 10 cm.

“Rumah Ibu Sakiyem retak dan tanah bergeser 10 cm dari posisi awal. Lalu Rumah Egiyanto itu rusak retak dan posisi tanah bergeser 10 cm dari posisi awal,” jelasnya.

Ia mengatakan jembatan juga bergeser dan retak, sehingga sangat rawan apabila terjadi hujan deras dan menyebabkan aliran sungai meluap.

Jembatan Ditutup, Warga Harus Memutar

“Yang banyak itu jembatan itu kerugiannya, karena sudah enggak bisa dipakai. Itu misal diterjang hujan lebat lagi, bisa-bisa ambrol. Semoga tidak ada hujan lebat lagi berhari-hari,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Pranggong, Wagimin, mengungkapkan jembatan tersebut hanya berjarak sekitar 400 meter dari rumahnya. Ia mengungkapkan kerugian akibat jembatan rusak kena longsor tersebut lebih dari Rp400 juta.

Wagimin mengungkapkan dirinya dan Kades Kedungdowo juga telah mengajukan rehabilitasi jembatan itu lewat surat ke Sekda Boyolali pada Oktober 2022 lalu. “Mungkin karena kemarin di akhir tahun sudah kehabisan anggaran, insyaallah dijadwalkan pada 2023,” kata dia.

Ia mengatakan akan mengajukan lagi rehab jembatan sekaligus melampirkan kondisi fisik jembatan penghubung Desa Kedungdowo dengan Pranggong.

Wagimin mengatakan kondisi jembatan penghubung tersebut sudah parah karena aliran sungai di bawahnya cukup deras sehingga tiang dan ujung pondasi sisi selatan sudah ambrol. Hal tersebut rawan membuat jembatan penghubung Kedungdowo-Pranggong terputus.

“Itu harus rehab semua, kalau buat bangun dan pelebaran jadi 2,5 meter paling enggak Rp1 miliar. Sekarang lebarnya 2 meter. Untuk sementara jembatannya kami tutup, warga lewat muter Pranggong, nanti tambah 15 menit,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya