Soloraya
Senin, 27 Februari 2012 - 11:17 WIB

BENCANA LONGSOR: Tragisnya Nasib Atmo Sadiyo, Rumah Hancur dan Tulang Rusuk Patah

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - HANYA BERBARING-Atmo Sadiyo, warga Dusun Tawangrejo, Desa Sidomukti, Kecamatan Jenawi, hanya bisa berbaring kesakitan di Bangsal Kanthil No 18 RSUD Kartini Karanganyar, Minggu (26/2) pagi. Ia mengalami cedera patah tulang rusuk di sebelah kiri karena tertimpa pintu rumahnya yang kelongsoran pada Rabu (21/2) lalu.

Atmo Sadiyo kini hanya bisa diam dan berbaring di tempat tidur. Bergerak sedikit saja, ia kesakitan. Tiga tulang rusuk sebelah kirinya patah. Sementara empat tulang rusuk lainnya didiagnosa memar. Otomatis ia sama sekali tidak bisa bergerak banyak selain berbaring.

HANYA BERBARING --Atmo Sadiyo, warga Dusun Tawangrejo, Desa Sidomukti, Kecamatan Jenawi, Karanganyar, hanya bisa berbaring kesakitan di Bangsal Kanthil No 18 RSUD Kartini Karanganyar. Ia mengalami cedera patah tulang rusuk di sebelah kiri karena tertimpa pintu rumahnya saat terjadi bencana tanah longsor pada Rabu (22/2/2012) lalu. (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

Advertisement
Ia mengalami cedera patah tulang rusuk saat tanah yang longsor menghantam rumahnya, Rabu (22/2/2012) dinihari lalu, Warga Dusun Tawangrejo, Desa Sidomukti, Kecamatan Jenawi, Karanganyar itu tertimpa pintu rumahnya sendiri. “Saya sudah membuka pintu dan waktu itu posisi sudah di luar. Tapi saat itu juga rumah saya roboh dan pintu rumah menimpa tubuh saya. Kejadiannya sangat cepat,” ujar Atmo saat ditemui bersama istrinya, Siti, di Bangsal Kanthil Nomor 18 RSUD Kartini Karanganyar.

Selain tertimpa pintu, ia juga tertimpa atap rumahnya sendiri. Saat itu Atmo mencoba keluar melalui sela-sela atap yang sudah runtuh dan menimpanya. Ia sama sekali tak menghiraukan rasa sakit yang dideritanya. Pria yang sehari-hari menjadi buruh tani itu juga mengalami lecet di lengan kanannya. Beberapa menit kemudian bantuan datang. Sejumlah warga menolongnya, lalu membawa Atmo ke RSUD Karanganyar menggunakan mobil Puskesmas Jenawi.

Atmo dan Siti kini tak berdaya. Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Rumahnya sudah hancur total kena longsoran tanah di belakang rumahnya, ditambah lagi Atmo harus menjalani perawatan di RS. Menurut Siti, sejak Rabu-Minggu kemarin suaminya belum dioperasi. Untuk menelan makanan saja, Atmo sangat kerepotan. “Kata dokter yang merawat, suami saya tidak perlu dioperasi, karena ada patah tulang yang membutuhkan operasi, ada yang tidak,” ungkapnya. Cedera tulang suaminya itu, kata dia, termasuk yang tidak perlu dioperasi.

Advertisement

Saat ini, yang terpenting bagi Siti dan Atmo adalah kesembuhan. Pria berusia 65 tahun itu tidak berharap bisa sembuh total. Namun ia akan cukup senang bila sudah bisa duduk. “Saya menyadari luka saya ini tidak bisa pulih seperti sedia kala,” ujar Atmo.

Setelah rumahnya hancur, saat ini ia sama sekali tidak memiliki tempat tinggal. Jika sembuh, terlebih dahulu ia akan tinggal bersama dengan saudaranya. Baik Atmo maupun Siti masih trauma untuk membangun kembali rumahnya di sana. Ia pun juga tak memiliki tanah pekarangan yang aman untuk dibangun sebuah rumah. Ia berharap agar pemerintah memberikan perhatian dalam bentuk rumah yang layak bagi para korban longsor, seperti dirinya. “Rumah dan isinya sudah hancur semua tidak bisa diselamatkan. Kini kami sudah tidak punya apa-apa lagi,” tutur Siti.

JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif