SOLOPOS.COM - Suasana dapur umum di kompleks Masjid Ar Riyadh, Pasar Kliwon, Solo, Selasa (17/1/2017). Rencananya panitia memasak dua ton beras untuk disajikan selama dua hari saat acara Haul Habib Ali Bin Muhammad Al Habsyi pada 18-20 Januari 2017. (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Bencana Solo, Dinas Sosial membangun dapur umum untuk mengantisipasi banjir yang semakin mengancam.

Solopos.com, SOLO — Ancaman banjir di Kota Solo dinilai semakin meningkat dan meluas. Jika dahulu penanganan banjir hanya difokuskan di bantaran Sungai Bengawan Solo, kini hampir semua sungai yang melintas di Kota Bengawan berpotensi menimbulkan banjir.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Hal itu diungkapkan Kabid Rehab dan Jaminan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Solo, Bambang Edi Santoso, di sela-sela Sosialisasi Sumber Daya Manusia (SDM) Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Pelatihan Dapur Umum di Kompleks Taman Makam Pahlawan Kusuma Bakti di Jurug, Kelurahan Jebres, Minggu (26/3/2017).

Ia mengungkapkan pengalaman banjir 2007, 2008, 2009 dan tahun-tahun selanjutnya membuka mata bahwa Solo memang rawan banjir. Menurutnya, hampir tiap tahun selalu ada daerah yang terkena banjir.

“Dulu fokus kami hanya di bantaran Bengawan Solo. Sekarang semua sungai memungkinkan terjadi banjir,” tutur dia.

Kondisi itu membuat Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan perhatian khusus pada Kota Solo. Dinsos Solo mendapat bantuan mobil dapur umum lapangan taktis (dumlaptaktis) yang selanjutnya dikelola Tagana Solo. Mobil dengan desain khusus tersebut memiliki fasilitas seperti peralatan masak, kompor gas, genset dan lampu-lampu.

“Hari ini kami mengadakan acara pelatihan dapur umum untuk peningkatan SDM. Masih banyak anggota Tagana yang belum tahu dapur umum. Padahal, bila terjadi bencana, kami seharusnya siap membuat dapur umum,” terangnya.

Acara tersebut dihadiri 23 anggota Tagana, 10 pegawai Dinsos Solo, dan empat pegawai Dinsos Jawa Tengah. Pegawai Dinsos Provinsi Jateng, Herman, mengingatkan para anggota Tagana agar senantiasa memegang prinsip Tagana. Prinsip tersebut adalah one rule (satu aturan), one commands (satu komando) dan one corps (satu kesatuan). “Taati aturan yang ada, laksanakan perintah dan jaga nama baik Tagana,” kata dia tegas.

Wakil Ketua Tagana Solo, Endhy Yudha, mengatakan sudah berkoordinasi dengan SAR di Kota Solo melalui Whatsapp. Sesekali mereka juga bertemu langsung. Sayangnya, hingga kini belum ada koordinasi yang baik antara Tagana dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo.

Bahkan, ia tidak mendapat undangan pembentukan forum sukarelawan yang diinisiasi BPBD. “Tapi kami akan segera melakukan koordinasi antar organisasi perangkat daerah (OPD) pemerintah terkait kebencanaan termasuk BPBD dan Basarnas. Secara nasional, Basarnas sudah ada kerja sama dengan Tagana,” tutur dia.

Terkait pelatihan dapur umum di TMP Kusuma Bakti, Yudha menjelaskan anggota baru Tagana mendapatkan simulasi pengenalan dan penggunaan mobil dapur umum. Hal itu sangat perlu dilakukan agar mereka tidak gagap saat menghadapi kondisi tanggap bencana.

“Dalam konteks bencana, pasti kapasitas penyediaan makanan juga banyak. Jadi anggota baru dilatih agar paham berapa kg beras yang harus mereka masak jika jumlah pengungsi sekian,” paparnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya