SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Bencana Solo, dana tanggap bencana Pemkot Solo pada APBD 2016 tinggal Rp2 miliar dari alokasi Rp4 miliar.

Solopos.com, SOLO–Dana tanggap darurat bencana yang disiapkan Pemkot dalam pos anggaran tak terduga APBD Solo 2016 tinggal Rp2 miliar, dari alokasi Rp4 miliar. Dana Rp2 miliar terpaksa digunakan Pemkot sebagai pendamping anggaran kucuran bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pejabat (Pj) Wali Kota Solo Budi Yulistianto mengatakan alokasi dana tanggap bencana tahun ini tidak mengalami kenaikan dari 2015 lalu. Alokasi dana itu dinilai mencukupi untuk menangani bencana yang terjadi di Kota Bengawan selama setahun. Pemkot memasang dana tak terduga untuk kejadian yang bersifat insidental, seperti bencana alam. Salah satunya bencana banjir.

“Dana bisa digunakan sewaktu-waktu jika memang terjadi bencana. Tapi dana tak terduga sekarang tingga Rp2 miliar, yang Rp2 miliar sudah kita pakai untuk pendamping anggaran dari Provinsi,” katanya ketika dijumpai wartawan di ruang kerjanya, Kamis (4/2/20165).

Pemprov Jawa Tengah menggelontorkan anggaran Rp37 miliar untuk Pemkot Solo pada tahun ini. Dana digunakan untuk penataan koridor Jalan Gatot Subroto (Gatsu) Rp15 miliar,  operasional Batik Solo Trans (BST) Rp8,5 miliar, bidang pendidikan Rp7 miliar, bantuan pengadaan alat kesehatan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kota (DKK) Rp1 miliar dan sisanya untuk perbaikan jalan.

Pemkot kemudian menindaklanjutinya dengan menyiapkan anggaran pendamping tersebut. Dana pendamping ini salah satunya diambilkan dari pos tak terduga senilai Rp2 miliar. “Mudah-mudahan dana Rp2 miliar untuk tanggap bencana cukup. Kita berdoa saja semoga tidak ada bencana,” kata dia.

Budi menjelaskan mekanisme pencairan dana tak terduga biasanya dilakukan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), termasuk untuk menyalurkan bantuan korban banjir yang melanda wilayah Solo. Dana tersebut bisa dicairkan sepanjang warga tak bisa lagi beraktivitas seperti biasa karena terjadinya bencana. Dana tanggap bencana, lanjut Budi, tidak hanya dialokasikan pada pos tak terduga saja. Melainkan dana tanggap bencana tersebar di pos anggaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait. Seperti di pos anggaran Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans), Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) dan untuk sarana serta prasarana fisik ada di Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan lain sebagainya.

“BPBD juga memiliki anggaran sendiri. Jadi sepanjang masih bisa dikaver dari anggaran SKPD ini, dana tak terduga tidak digunakan,” katanya.

Hal ini merujuk penggunaan dana tak terduga pada tahun lalu. Dana tak terduga sebagian digunakan untuk pendampingan dana bantuan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dalam pembangunan  pasar darurat Pasar Klewer yang terbakar pada akhir 2014. Selain itu dana juga digunakan untuk biaya pembuatan Detail Engineering Design (DED) pasar darurat dan Pasar Klewer yang dibangun pasca kebakaran.

Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo Gatot Sutanto meminta warga meningkatkan kewaspadaan akan bencana banjir. Selain waspada luapan Sungai Bengawan Solo, ancaman banjir juga berasal dari anak sungainya. Seperti Kali Jenes, Kali Premulung, Kali Pepe, dan Kali Anyar. Sesuai prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan ekstrim masih akan terjadi selama satu pekan ke depan.

“Upaya penanggulangan bencana telah dikoordinasikan dengan SKPD terkait, PMI, TNI dan Polri. BPBD juga telah menyiapkan logistik untuk penanganan bencana meski nilainya hanya kecil,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya