Soloraya
Rabu, 14 Desember 2016 - 15:40 WIB

BENCANA SOLO : Talut Kali Sonto di Jagalan Ambrol Lagi, 7 Rumah Terancam Longsor

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota TNI bersama personel Polri dan masyarakat membersihkan Kali Sonto, Jebres, Solo, Jumat (28/6/2013). Kegiatan bertajuk Diponegoro Bersih itu juga diselenggarakan di sejumlah titik di Kota Solo.

Bencana Solo, talut Kali Sonto di Kampung Sorogenen, Jagalan, ambrol lagi sepanjang 28 meter.

Solopos.com, SOLO — Talut Kali Sonto sepanjang 28 meter di Kampung Sorogenen RT 004/RW 005 Kelurahan Jagalan, ambrol lagi pada Selasa (13/12/2016) malam. Tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, Rabu (14/12/2016), jalan beton yang menjadi halaman rumah warga retak dan miring. Di ujung barat dan timur talut yang ambrol terdapat beberapa penghalang supaya warga tidak melintas. Tujuh rumah yang berbatasan  langsung dengan talut terancam longsor. Baca juga: Talut Kali Sonto Ambrol Akibat Hujan Deras

Joko Santoso, warga RT 004/RW 005 Kelurahan Jagalan mengatakan talut ambrol pada Selasa malam sekitar pukul 21.00 WIB saat hujan deras. “Tiba-tiba terdengar breg breg breg. Warga keluar dan mendapati talut ambrol,” kata Joko saat ditemui Solopos.com di lokasi, Rabu.

Joko menuturkan bagian bawah talut gogos akibat tergerus air. Talut yang dibangun 1990-an itu sudah selayaknya direnovasi. “Retak-retak di jalan beton bisa memperparah kerusakan karena air hujan merembes ke dalam menggerus tanah di bawahnya,” ujar Joko.

Advertisement

Ia berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Solo segera memperbaiki kerusakan. Apalagi, saat ini musim hujan. “Harapannya segera diperbaiki. Setidaknya ada penanganan sementara untuk mencegah kerusakan lebih parah. Karena ini membahayakan warga yang tinggal di tepi kali,” tutur Joko.

Akibat kejadian tersebut, warga harus jalan memutar untuk keluar masuk kampung. Ketua RT 004/RW 005, Kustini, mengaku sudah berulang kali mengajukan perbaikan talut kepada Pemkot sejak 2012. Namun, pengajuannya tak direspons.

Bahkan, lanjut Kustini, sebagian kerusakan seperti jalan diperbaiki secara swadaya oleh warga dengan sistem tambal sulam. “Kami beberapa kali mengajukan perbaikan tapi tak pernah berhasil. Saya berharap pemerintah segera memperbaiki talut karena ini membahayakan warga,” ujar Kustini.

Advertisement

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo, Gatot Sutanto, mengatakan pada Rabu pagi, petugas dari Perum Jasa Tirta (PJT) I dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo meninjau lokasi guna melakukan kajian. “Kami belum bisa memutuskan apakah perlu dievakuasi atau bagaimana. Keputusan menunggu hasil rapat teknis dengan PJT, DPU, dan BBWSBS [Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo],” kata Gatot.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif