Soloraya
Senin, 20 Januari 2014 - 22:22 WIB

BENCANA SOLORAYA : 167 Desa Rawan Banjir, 141 Longsor

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah rumah di Joyosudiran, Pasar Kliwon, Solo, Jumat (4/1/2013) terendam banjir. (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

Solopos.com, SOLO—Bencana mengintai Soloraya. Selain banjir wilayah Soloraya juga rawan longsor.
Sebanyak 167 desa dan kelurahan di Soloraya diidentifikasi rawan terkena banjir. Sementara itu, juga terdapat 141 desa rawan terjadi bencana longsor.

Lebih dari sepuluh ribu jiwa terancam terkena dampak dari kerawanan bencana tersebut. Data itu sebagaimana terekam oleh Petugas Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) II Provinsi Jawa Tengah (Jateng).

Advertisement

Kasubid Kesejahteraan Umum pada Bidang Kemasyarakatan Bakorwil II Jateng, Antonius Krishartono menerangkan pemetaan kerawanan dua kategori bencana tersebut didapat dari laporan masing-masing daerah. Lewat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setiap kabupaten dan kota secara intens melaporkan masalah itu.

“Jika dilihat dari desa, terdapat ratusan desa yang rawan banjir,” kata Krishartono saat ditemui Solopos.com, Senin (20/1/2014), di ruang kerjanya.

Sayangnya, laporan peta kerawanan bencana itu tak semua disertai jumlah jiwa yang berpotensi tekena dampak. Sementara berdasarkan pengamatan Solopos.com, terdapat beberapa daerah yang menyerahkan data itu.

Advertisement

Salah satunya di Kabupaten Sukoharjo. Di Kecamatan Mojolaban, sebanyak 874 jiwa terancam terkena banjir di Desa Gadingan, 363 jiwa di Desa Tegalmade, 300 jiwa di Desa Laban.

Di Kabupaten Wonogiri, tepatnya di Kecamatan Eromoko, banjir mengancam 300 jiwa di Desa Puloharjo, 350 jiwa di Desa Ngadirejo, 300 jiwa di Desa Pucung dan ribuan jiwa di desa-desa lainnya.

Lebih lanjut, Krishartono mengatakan kerawanan banjir tersebut menjadi langganan. Selain di sekitar aliran sungai, banjir juga mengancam di daerah-daerah lain, salah satunya saluran air skala lebih kecil.

Advertisement

Di awal tahun ini, Bakorwil II mencatat dua kejadian banjir menonjol di wilayahnya. Selain di Kebumen dan Purworejo, Krishartono menyebut banjir bandang di Jerukan, Kecamatan Juwangi, Boyolali, menjadi salah satu peristiwa banjir tak kecil.

“Untuk Soloraya baru Juwangi. Kecuali yang longsor, ada kecil di Karanganyar. Selain wilayah Soloraya, wilayah kami juga mencakup Kedu,” tambahnya.

Selain banjir di kawasan bantaran sungai, permasalahan Luweng di Pracimantoro, Wonogiri, juga disebutnya menjadi perhatian petugas. Kejadian yang berpotensi menghanyutkan rumah warga, sebagaimana terjadi awal tahun lalu, diantisipasi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif