SOLOPOS.COM - Warga memperbaiki atap rumah Giyono, 52, yang rusak akibat puting beliung di Dukuh Grumbuldowo RT 015, Desa Samberembe, Kalijambe, Sragen, Selasa (7/3/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Bencana Sragen, hujan es sempat terjadi di Kalijambe sebelum puting beliung menerjang.

Solopos.com, SRAGEN — Puluhan pohon jati berserakan di pinggir jalan utama Desa Samberembe, Kecamatan Kalijambe, Sragen, Selasa (7/3/2017) pagi. Sejumlah warga sibuk memotong batang pohon itu menggunakan gergaji mesin.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Lalu lintas di jalan itu sempat terganggu karena terhalang batang-batang pohon yang melintang. “Tadi sempat ada seorang warga yang ikut kerja bakti tersenggol motor. Warga itu sempat terjatuh dan pingsan. Untungnya segera siuman saat dibawa ke rumah sakit,” ujar Jagabaya Samberembe, Suroso, saat berbincang dengan Solopos.com di sela-sela kerja bakti, Selasa pagi.

Tak jauh dari lokasi pemangkasan pohon, sejumlah warga sibuk memperbaiki genting dan asbes atap rumah yang rusak. Dari catatan Pemerintah Desa Samberembe ada 120 rumah yang rusak berat dan sedang di empat dukuh karena diterjang puting beliung, Senin (6/3/2017) pukul 14.30 WIB.

Dari keempat dukuh itu, Dukuh Grumbuldowo yang paling parah. Sebagian besar rumah warga di RT 015 Dukuh Grumbuldowo gentingnya yang rusak.

Salah seorang warga, Giyono, 52, yang bekerja sebagai pedagang burung sempat melihat puting beliung yang mengamuk di dukuhnya. “Angin itu datang dari arah selatan sebelah barat bergerak cepat dan bergulung-gulung. Angin itu berwarna putih seperti kabut dan berjalan di atas permukaan tanah. Saya di teras terus menyebut asma Allah seraya berlari karena kerangka atap rumah saya itu sudah naik turun. Saya nyaris terbawa angin itu. Saya bersyukur selamat,” katanya.

Pohon kelengkeng setinggi 3 meter di samping rumahnya terangkat hingga atap rumahnya. Dia mengatakan jangankan genting, lemari saja pindah tempat tersapu angin lisus itu.

Dia teringat sebelum angin datang, hujan deras itu turun disertai es. “Jadi suara genting itu kemlotak gitu. Ternyata hujan es itu juga dirasakan banyak warga lainnya,” imbuhnya.

Salah satu korban lainnya, Pardi, 90, bersama istrinya, Waginah, 83, yang satu RT dengan Giyono, mengatakan saat angin datang, mereka menutup pintu rumah dan sembungi di bagian rumah paling belakang. “Saat pintu ditutup itu ternyata angin masih bisa masuk dan mau mengangkat atap rumah saya. Dinding gedek bagian belakang pun akhirnya jebol. Saya sembunyi bersama mbah wedok,” imbuhnya.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen Dwi Sigit Karyanto bersama timnya langsung mengirim bantuan ke Samberembe. Bantuan sembako itu berupa beras, mi instan, air mineral, dan gula.

Bantuan itu diterima Kepala Desa Samberembe, Susilo, di balai desa setempat. Sembako itu kemudian dibagi-bagi menjadi 100 paket dan kemudian dibagikan kepada para korban puting beliung.

Sementara itu, warga Kedawung, Suyadi, 53, menyampaikan puting beliung juga terjadi di Desa Karangpelem, Kecamatan Kedawung, Sragen, Selasa (7/3/2017) pukul 16.00 WIB. Dia mendata ada 12 pohon jati, mahoni, dan trembesi yang tumbang dan melintang di jalan. “Saya bersama warga langsung menggergaji batang pohon itu agar tidak menganggu pengguna jalan,” tuturnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya