Soloraya
Rabu, 16 November 2016 - 07:10 WIB

BENCANA SUKOHARJO : Waspada, Lisus Masih Mengancam

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (google img)

Bencana Sukoharjo, masyarakat diminta waspada karena lisus masih mengancam hingga beberapa pekan ke depan.

Solopos.com, SUKOHARJO — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo meminta masyarakat waspada karena lisus masih mengancam selama beberapa pekan mendatang.

Advertisement

Hujan dengan insentitas tinggi disertai angin kencang kerap mengguyur wilayah Sukoharjo dan sekitarnya. Hujan yang tak merata bakal menimbulkan potensi terjadinya lisus cukup tinggi.

Salah satu gejala angin lisus yakni awan hitam menggumpal sesaat sebelum hujan yang disertai angin kencang. Angin kencang itu bisa menerjang dan memorak-porandakan rumah-rumah penduduk.

Advertisement

Salah satu gejala angin lisus yakni awan hitam menggumpal sesaat sebelum hujan yang disertai angin kencang. Angin kencang itu bisa menerjang dan memorak-porandakan rumah-rumah penduduk.

Kali terakhir, lisus memorak-porandakan 25 unit rumah penduduk di Desa Tiyaran, Kecamatan Bulu, pada pertengahan Oktober 2016. Total kerugian material akibat terjangan angin lisus ditaksir senilai Rp55 juta.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Suprapto, mengatakan hujan lebat dengan intensitas tinggi disertai angin kencang masih berpotensi mengguyur wilayah Sukoharjo dan sekitarnya dalam beberapa pekan mendatang.

Advertisement

Setiap kecamatan di Sukoharjo rawan lisus. Lisus berbeda dengan bencana alam lainnya seperti banjir atau tanah longsor. Bencana angin lisus tak bisa diprediksi.

Namun, biasanya bencana angin lisus terjadi saat hujan lebat disertai angin kencang. Apabila muncul pergerakan angin yang ditandai awan hitam menggumpal sebelum turun hujan, masyarakat diminta ekstra waspada.

“Kami bisa memetakan daerah rawan banjir di sekitar Sungai Bengawan Solo seperti di Grogol dan Mojolaban. Berbeda dengan angin lisus yang tak bisa diprediksi,” papar Suprapto.

Advertisement

Lebih jauh, para sukarelawan bencana alam bakal disiagakan di setiap kecamatan. Mereka selalu berkoordinasi dengan perangkat desa apabila muncul potensi angin lisus.

Saat terjadi lisus, para sukarelawan langsung merespons dengan mendatangi lokasi kejadian. Mereka bakal melakukan berbagai upaya guna menanggulangi bencana angin lisus. Selain angin lisus, wilayah Sukoharjo rawan bencana banjir dari luapan air Sungai Bengawan Solo.

Di sisi lain, seorang warga Desa Duwet, Kecamatan Baki, Rahmad Kurniawan, 35, mengatakan Desa Duwet merupakan daerah rawan angin lisus. Kali terakhir, sedikitnya 90 rumah penduduk rusak ringan hingga berat lantaran diterjang lisus pada Januari lalu.

Advertisement

“Saya kerap tak tidur saat hujan lebat malam hari. Saya khawatir angin lisus kembali merusak rumah-rumah warga,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif