SOLOPOS.COM - Warga bersama sukarelawan, TNI, Polri, dan BPBD bekerja bakti di lokasi bencana di Kecamatan Eromoko, Wonogiri, Senin (10/10/2016). (Istimewa)

Hujan deras masih jadi ancaman di Wonogiri.

Solopos.com, WONOGIRI—Bencana yang terjadi di Wonogiri belum berhenti. Delapan hari terakhir bencana terjadi setiap ada hujan deras yang disertai angin kencang.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Bencana mayoritas pohon tumbang akibat diempas angin kencang saat hujan mengguyur. Tidak ada korban jiwa maupun luka selama terjadi bencana, tetapi kerugian material ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Senin (26/3), bencana teranyar terjadi di tiga desa, Minggu (25/3/2018) sore, yakni di Talesan, Purwantoro; Balepanjang, Jatipurno; dan Gumiwang, Wuryantoro. Hujan deras mengakibatkan tebing di Dusun Nadi RT 002/RW 003, Talesan longsor dan mengenai atap dapur rumah milik Kiriman.

Hujan deras yang disertai angin kencang di Dusun Seper, Balepanjang mengakibatkan tebing longsor dan menutup jalan dusun. Selain itu material longsor juga menutup teras dan menimpa sebagian bagian rumah milik Slamet dan Martono. (baca juga: BENCANA WONOGIRI : 5 Rumah di Tirtomoyo Rusak Berat Tertimpa Pohon)

Pohon di tepi jalan raya Wonogiri-Pracimantoro di Gumiwang tumbang dan melintang di jalan akibat diterpa angin kencang yang menyertai hujan deras saat itu. Beruntung, pohon tumbang tidak mengenai pengguna jalan. Atas kondisi itu arus lalu lintas sempat tersendat.

Solopos.com mencatat sejak 17 Maret-25 Maret terjadi bencana angin kencang dan longsor yang merusak 22 unit rumah. Sebanyak 20 unit rumah di antaranya rusak akibat terempas angin kencang dan tertimpa pohon setelah diempas angin kencang. Sebanyak 15 unit rumah warga di Giriwono, Kecamatan Wonogiri dan Gemantar, Selogiri, rusak di bagian atap, Sabtu (17/3/2018) siang.

Lima unit rumah lainnya yang rusak milik warga Gunungan dan Balerejo, Desa Hargantoro, Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri. Rumah-rumah itu rusak akibat tertimpa pohon tumbang saat terjadi hujan disertai angin kencang, Kamis (22/3/2018) pukul 17.30 WIB.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, mengatakan setiap terjadi bencana pihaknya bersama warga sesegera mungkin memulihkan kondisi. Sukarelawan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), polisi, dan TNI selalu siap memberi bantuan.

Bambang mengimbau warga selalu waspada dan siaga menghadapi segala kemungkinan bencana, terutama bagi warga yang bermukim di wilayah rawan bencana. Berdasar pemetaan, wilayah rawan longsor terdapat di 123 desa/kelurahan atau 41,84% dari total 294 desa/kelurahan. Desa rawan bencana tersebut di seluruh kecamatan (25 kecamatan) dan rawan banjir di 70 desa/kelurahan di 21 kecamatan.

Wilayah rawan angin kencang atau puting beliung terdapat di 109 desa/kelurahan di 22 kecamatan, rawan kekeringan 38 desa/kelurahan di delapan kecamatan, rawan tsunami 3 desa di satu kecamatan, dan rawan gempa (kejadian terakhir 2006) di enam kecamatan.

“Hujan diprediksi masih terjadi di Wonogiri hingga April mendatang. Angin kencang juga bisa sewaktu-waktu terjadi menyertai hujan. Harus selalu waspada dan siaga,” kata Bambang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya