Bencana Wonogiri diantisipasi dengan berbagai cara. Pemkab Wonogiri mengundang badan Geologi untuk menguji kelapukan tanah.
Solopos.com, WONOGIRI – Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Wonogiri berencana mengundang petugas Badan Geologi Pusat untuk melakukan penelitian terhadap kondisi lempeng tanah di Wonogiri. Hasil pengecekan akan dijadikan landasan untuk merevisi zonasi wilayah.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Kepala ESDM Wonogiri, Arso Utoro, saat ditemui Dia mencontohkan peristiwa tanah longsor di Dusun Kopen, Desa Bero, Kecamatan Manyaran terjadi di musim kemarau. “Di musim penghujan, tanah masih mengembang dan hanya sebagian tanah yang mengalir mengikuti lubang tanah. Tetapi, setelah tanah mengering akan mengisi lubang di rongga tanah sekitarnya sehingga berakibat longsor,” jelas dia. Arso menyatakan dirinya belum tahu apakah sudah terjadi pelapukan lapisan tanah di Wonogiri atau belum. Arso menegaskan, munculnya pergeseran tanah berupa longsor maupun retakan harus diwaspadai. “Salah satu antisipasi agar gerakan tanah terdeteksi ya dengan pemasangan early warning. Kami menargetkan dua kecamatan dipasang satu titik,” beber dia.
Arso menjelaskan pergeseran tanah merusak infrastruktur jalan, saluran irigasi desa maupun rumah warga. Menurutnya, pihaknya masih melakukan pendataan lokasi terdampak dengan biaya renovasi yang dibutuhkan. Diberitakan sebelumnya, lima rumah warga satu rukun tetangga (RT) di Dusun Ketani RT 001/RW 009, Desa Sempukerep, Kecamatan Sidoharjo, Wonogiri, terancam roboh setelah tanah di sekitarnya retak dan ambles. Sedikitnya 21 jiwa yang menghuni rumah itu terpaksa mengungsi ke rumah tetangga jika malam hari. Kepala Pelaksana Harian BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto menyatakan, terjadi rekahan tanah di beberapa titik di Desa Hargorejo, Kecamatan Tirtomoyo.
Ketinggian rekahan tanah, menurut dia, mencapai 90 meter lebih. Akibatnya, empat rumah dengan penghuni 18 jiwa terancam tanah longsor.