SOLOPOS.COM - Warga Desa Ringinlarik, Musuk, menunjukan kotak batu yang berisi lempengan logam bertuliskan huruf Jawa kuno, Minggu (31/7/2016). Batu kuno ditemukan di lokasi proyek embung. (Hijriah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Benda bersejarah Boyolali, adanya temuan struktur batu candi, PUDAM akan menggeser proyek embung.

Solopos.com, BOYOLALI–Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Boyolali memastikan proyek embung di Dusun Kebonluwak, Desa Ringinlarik, Kecamatan Musuk, tetap dilanjutkan meskipun ada penemuan batu kuno yang diduga struktur batu candi di lokasi. Pembangunan embung akan digeser ke sisi timur. Embung juga tetap akan dibangun seluas 3 hektare sesuai rencana awal.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Tidak masalah, nanti proyeknya di geser ke sisi timur,” kata Direktur PUDAM Boyolali, Cahyo Sumarso, kepada Solopos.com, Jumat (5/8/2016).

Cahyo menyampaikan luas tanah kas desa yang saat ini ditempati untuk proyek embung mencapai 6 hektare. Sedangkan PUDAM hanya butuh 3 hektare untuk membangun embung berkapasitas 400.000 meter kubik. “Jadi lahannya masih mencukupi. Adanya batu-batu kuno, silakan kalau mau ditindaklanjuti ekskavasi atau sebagainya, proyek akan kami geser,” ujar Cahyo.

Hingga proyek itu dihentikan akhir pekan lalu karena ada batu kuno, pekerja baru menggali di kedalaman sekitar 1,2 meter. Proyek embung di Ringinlarik merupakan kerja sama tiga pihak, yakni PUDAM Boyolali, pemerintah pusat, dan Pemerintah Desa (Pemdes) Ringinlarik. PUDAM menyewa tanah kas desa yang dijadikan lokasi pembangunan embung. Sedangkan anggaran untuk pembangunannya adalah anggaran dari APBN.

“Nanti PUDAM yang akan mengelola embung,” ujar dia.

Pembangunan embung di Ringinlarik direncanakan selesai 2018 mendatang bersamaan dengan embung-embung lain yang saat ini juga sedang dibangun PUDAM Boyolali. Selain di Desa Ringinlarik, proyek embung yang mulai dilaksanakan PUDAM antara lain Pusporenggo, Kecamatan Musuk; Desa Cabeankunti, Kecamatan Cepogo; dan Desa Seboto, Kecamatan Ampel. Selain itu, saat ini PUDAM juga sedang membangun embung Musuk yang kedua yang ditargetkan selesai Desember mendatang.

Dalam pelaksanaan proyek embung, PUDAM lebih banyak bekerja sama dengan pemdes terkait penggunaan lahan kas desa dengan tujuan menghemat anggaran proyek.

Konsep kerja sama dinilai menguntungkan semua pihak. Pemerintah desa yang menyediakan lahan bisa memperoleh keuntungan lain selain dari uang sewa, yakni material bangunan yang dihasilkan dari penggalian embung. “Anggaran untuk pembangunan embung bisa ditekan secara optimal.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya