Soloraya
Selasa, 29 Mei 2012 - 18:44 WIB

BENDUNG COLO Dinilai Tak Terawat

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - TUNGGU DIKERUK---Sebagian areal genangan air Bendung Colo di Desa Pengkol, Kecamatan Nguter, Sukoharjo, tertutup sedimen dan dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam. Keberadaan sedimen mengganggu fungsi bendung sehingga harus dikeruk. Foto diambil Selasa (29/5/2012). (Triyono/JIBI/SOLOPOS)


TUNGGU DIKERUK---Sebagian areal genangan air Bendung Colo di Desa Pengkol, Kecamatan Nguter, Sukoharjo, tertutup sedimen dan dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam. Keberadaan sedimen mengganggu fungsi bendung sehingga harus dikeruk. Foto diambil Selasa (29/5/2012). (Triyono/JIBI/SOLOPOS)

SUKOHARJO–Keberadaan Bendung Colo di Desa Pengkol, Kecamatan Nguter,  Sukoharjo mendapat sorotan dalam peringatan Hari Air Sedunia ke-20 dan Hari Lingkungan Hidup 2012, Selasa (29/5/2012). Bendung untuk sarana pengairan lebih dari 23.000 hektare persawahan di beberapa daerah itu dinilai tidak terawat.

Advertisement

Hal itu terkait keberadaan sedimen di bendung tersebut yang digunakan warga untuk bercocok tanam. Gubernur Jawa Tengah, H Bibit Waluyo, menyatakan seharusnya sedimen dikeruk sehingga tidak mengganggu fungsi bendung untuk sarana irigasi.

“Begitu saya tengok, ini ndak dipelihara waduk (bendung-red) ini. Mau pura-pura dikeruk? Tidak boleh pura-pura,” ujar Gubernur di sela-sela sambutannya menanggapi pengerukan sedimen Bendung Colo di depan pintu limpasan.

Bibit meminta agar pengerukan sedimen di Bendung Colo dilakukan sampai tuntas. Sehingga tidak sekadar dalam rangka menyambut peringatan Hari Air Sedunia dan Hari Lingkungan Hidup yang dipusatkan di kompleks bendung di Desa Pengkol itu.

Advertisement

Sementara Kepala Divisi (Kadiv) Jasa Air dan Sumber Air Perum Jasa Tirta (PJT) I Wilayah Bengawan Solo, Winarno Susilardi, menyatakan sedimen di Bendung Colo mencapai lebih dari 65.000 meter kubik. “Ini kami kerja bareng dengan BBWSBS (Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo) untuk pengerukan. Tetapi memang baru sekitar 20.000 meter kubik yang bisa dikeruk, padahal seluruhnya sampai sekitar 66.000 meter kubik yang harus dibersihkan,” ungkapnya ditemui Solopos.com secara terpisah.

Dia menambahkan sudah ada rencana pengerukan sedimen Bendung Colo pada 2012. Namun kegiatan itu belum dapat dilaksanakan karena menunggu kepastian anggaran. “Kembali lagi kan ujung-ujungnya duit. Tapi memang kita harapkan pengerukan sedimen bisa rampung seluruhnya tahun ini,” imbuhnya.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif