SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

TERSUMBAT--Camat Girimarto, Edhy Tri Hadyanto (baju batik, kanan) bersama Kadus Siroto, Parmo melihat kondisi pintu air di Bendung Candi Muncar yang tertutup batang kayu setelah banjir, 27 Desember 2007. Sedimentasi akibat banjir menutup pintu air dan merugikan 100 hektare lahan pertanian milik warga dua desa. Foto diambil, Rabu (30/11/2011). (JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

Wonogiri (Solopos.com)–Keinginan warga Desa Bubakan dan Sanan, Kecamatan Girimarto untuk menikmati kembali keberadaan Bendungan Candi Muncar tidak bisa terwujud, lantaran faktor tanah di lokasi tersebut tidak mendukung.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Usulan warga agar bendungan itu direnovasi tidak bisa dilakukan karena tanah di lokasi bendungan berpori-pori.

Pernyataan itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Pengairan Dinas Pengairan, Energi dan Sumber Daya Mineral (PESDM) Wonogiri, Ir Ngadino MM mewakili Kepala PESDM Wonogiri, Arso Utoro saat ditemui Espos di kantornya, Kamis (1/12/2011).

Menurut Ngadino, tujuan awal pembangunan Bendungan Candi Muncar, di Dusun Siroto, Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto untuk mengaliri tanaman sayuran seluas 60 hektare (ha).

“Informasi dari teman-teman, Bendungan Candi Muncar selesai dibangun pada 1977. Waktu itu, seusai dibangun kondisi bocor karena sifat tanah berpori-pori sehingga tampungan air tidak besar,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, nasib Bendungan Candi Muncar di Dusun Siroto, Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto kian merana. Setelah diterjang banjir, Desember 2007 silam, sedimentasi di bendungan tersebut makin menumpuk.

(tus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya