Soloraya
Senin, 21 Januari 2013 - 13:38 WIB

BENGAWAN SOLO Gerus Permukiman, Relokasi Warga Bantaran di Serenan Diusulkan

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Haryanto, 36, warga yang tinggal di bantaran Sungai Bengawan Solo di Dukuh Badran, Desa Serenan, Kecamatan Juwiring, mengamati pekarangan rumahnya yang telah terkikis air sungai, belum lama ini. (JIBI/SOLOPOS/Ivan Andimuhtarom)

Haryanto, 36, warga yang tinggal di bantaran Sungai Bengawan Solo di Dukuh Badran, Desa Serenan, Kecamatan Juwiring, mengamati pekarangan rumahnya yang telah terkikis air sungai, belum lama ini. (JIBI/SOLOPOS/Ivan Andimuhtarom)

KLATEN – Delapan keluarga di sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo di Dukuh Badran, Desa Serenan, Kecamatan Juwiring, semakin terancam keselamatannya karena air Sungai Bengawan Solo mengikis tanah di bagian bawah bantaran sungai tersebut. Dikhawatirkan, tanah di rumah warga akan longsor saat hujan deras. Camat Juwiring, Joko Indrawan, mewacanakan relokasi warga demi keselamatan mereka.
Advertisement

Camat Juwiring, Joko Indrawan, kepada Solopos.com mengatakan pihaknya telah melaporkan kondisi terkini bantaran sungai kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten. Ia menganggap warga perlu direlokasi demi keselamatan mereka. “Kalau BPBD siap, kami sanggup jadi mediator antara mereka dengan warga dalam membahas relokasi. Melihat kondisi bantaran sungai, saya rasa sangat berat untuk dipulihkan. Solusinya, relokasi. Tetapi kalau ada jalan lain, saya mempersilakan,” kata dia.

Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Sri Winoto, mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan warga untuk membahas relokasi. Namun, ia masih akan melihat kondisi lapangan untuk mempertimbangkan kemungkinan tersebut. “Saya akui memang sulit dilakukan penanganan darurat. Kami hanya punya bronjong kawat dan karung plastik. Padahal, kedalaman sungai sekitar 10 meter. Yang jelas, sementara ini kami mengimbau warga untuk berjaga saat hujan,” terangnya.

Ia menambahkan, penanganan bantaran sungai di Serenan itu telah dikoordinasikan kepada Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) melalui Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Klaten. Pihaknya masih menunggu respon dari BWSBS karena mereka yang memiliki kewenangan membangun talut atau semacamnya di lokasi tersebut.

Advertisement

Terpisah, Kades Serenan, Akip, 50, mengatakan belum ada pembicaraan antara pemerintah dengan masyarakat mengenai wacana relokasi mereka. Malah, ia mendapat informasi dari BPBD Klaten bahwa bantaran akan ditangani BBWSBS Maret mendatang.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif