Soloraya
Sabtu, 17 Juni 2023 - 16:19 WIB

Bengawan Solo Tercemar Limbah Etanol, DLH Sukoharjo Temukan Pembuangnya

Magdalena Naviriana Putri  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukoharjo pada Sabtu (17/6/2023) mengecek dugaan pencemaran air Bengawan Solo yang diduga berasal dari limbah etanol dan printing di Pompa Instalasi Pengolahan Air (IPA) Semanggi yang berada di Tempel, Kadokan, Grogol, Sukoharjo. (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo pada Sabtu (17/6/2023) mengecek dugaan pencemaran air Bengawan Solo di Pompa Instalasi Pengolahan Air (IPA) Semanggi yang berada di Tempel, Kadokan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo. Pencemaran tersebut diduga berasal dari limbah etanol dan tinta sablon.

IPA milik Perumda Air Minum Toya Wening atau PDAM Solo tersebut sempat dimatikan sementara pada Jumat (16/6/2023) lantaran adanya pencemaran aliran sungai tersebut. Dalam pengamatan Solopos.com di Tempel, Bengawan Solo mengalirkan air dengan dua warna berbeda. Pada aliran sungai yang tercemar, limbah berwarna cokelat pekat. Sementara pada aliran yang tak tercemar berwarna kehijauan.

Advertisement

Pengawas Lingkungan Hidup DLH Sukoharjo, Ihsan Fauzi, saat ditemui di sela-sela pengecekan mengatakan fenomena ini rutin terjadi setiap tahun. Pencemaran tersebut kerap terjadi dan mengganggu saat musim kemarau tiba.

“Ini kejadian setiap tahun. Karena kalau kemarau datang, debit air Bengawan Solo kecil, limbahnya jadi lebih kelihatan. Beberapa waktu lalu kami sudah melakukan susur sungai dengan DLH Provinsi Jateng [untuk memastikan] kira-kira sumber pencemaran dari mana sih,” ungkap Ihsan.

Advertisement

“Ini kejadian setiap tahun. Karena kalau kemarau datang, debit air Bengawan Solo kecil, limbahnya jadi lebih kelihatan. Beberapa waktu lalu kami sudah melakukan susur sungai dengan DLH Provinsi Jateng [untuk memastikan] kira-kira sumber pencemaran dari mana sih,” ungkap Ihsan.

Dari hasil penelusuran tersebut ditemukan aliran limbah bersumber dari pabrik etanol dan sablon. DLH telah memanggil beberapa pengusaha sablon untuk menanyakan kenapa limbah belum diolah dan dibuang ke sungai.

Dari hasil pertemuan tersebut, para pengusaha sablon justru meminta pendampingan DLH untuk membuat instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Selain menegur pengusaha sablon, DLH juga telah memanggil paguyuban perajin etanol dari dua kecamatan yakni Mojolaban dan Polokarto.

Advertisement

Perajin Etanol Nakal

Sementara pada kelompok perajin etanol di Mojolaban, menurutnya operasional IPAL sempat terkendala penumpukan sedimen. Ketua paguyuban perajin etanol di sana sempat mengatakan akan merevitalisasi IPAL agar bisa digunakan lagi. Kendati demikian, Ihsan mengatakan anggota paguyuban tersebut mengakui jika masih ada perajin nakal yang tak tertib dengan membuang limbah ke saluran irigasi yang akhirnya mengalir ke sungai.

Perajin etanol di Polokarto tersebar di Desa Ngombakan, Desa Karangwuni, Desa Bugel dan Desa Bakalan dengan jumlah sekitar 95 perajin skala kecil. Sementara di Kecamatan Mojolaban ada sekitar 50-an perajin etanol.

Sedangkan pengusaha Sablon di Mojolaban berada di Desa Laba sejumlah 15 perajin. Lalu di Dukuh Kesongo, Desa Tegalmade, Kecamatan Mojolaban ada sekitar 10 hingga 11 perajin. Kemudian di Desa Pranan, Polokarto ada sekitar tujuh perajin.

Advertisement

Ihsan mengungkapkan jumlah limbah yang dihasilkan dari peraji etanol dan pengusaha sablon hampir sama. Hanya limbah printing lebih cepat menyebar dibandingkan limbah etanol yang menggumpal. “Kami belum mengambil sampel, baru mengidentifikasi limbahnya berasal dari mana. Solusinya ini hanya bisa menggunakan IPAL. Sesuai Undang-undang, siapa pun yang membuang limbah harus mengolahnya dulu,” kata Ihsan.

Terpisah, petugas operasional intake IPA Semanggi, Purnomo, 37, membenarkan sempat mematikan pompa air pada Jumat sekitar pukul 07.30 WIB lantaran ada pencemaran air Bengawan Solo. Air yang disalurkan melalui Intake IPA Semanggi dialirkan ke Pasar Kliwon dan Serengan, Solo.

“Kami minta dinas terkait bisa menangani limbah etanol karena ini siklus tahunan, bisa hilang hanya saat musim hujan tiba. Di saat kemarau panjang debit air semakin turun dan limbah semakin pekat. Karena tekanan air dari Wonogiri dibandingkan limbah lebih besar tekanan limbahnya,” kata Purnomo.

Advertisement

Biasanya ia harus mematikan pompa air 5-6 jam saat air tercemar. Saat mesin pompa dimatikan sementara, IPA Semanggi tak mengolah air, namun masih memiliki cadangan untuk menyuplai air ke pelanggan PDAM.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif