SOLOPOS.COM - Kedelai (Dok/JIBI/Solopos)

Kedelai (Dok/JIBI/Solopos)

Kedelai (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Progam subsidi benih dan penangkaran kedelai di Kecamatan Weru, Sukoharjo tahun ini tidak berjalan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Dinas Pertanian (Dispertan) Sukoharjo mengatakan tidak berjalannya program dari Kementerian Pertanian itu lantaran pengaruh cuaca.

Kepala Seksi (Kasi) Produksi Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura (THP) Dispertan Sukoharjo, Sumadi, mengatakan kedua program tersebut sudah berjalan beberapa waktu di Kecamatan Weru. Bantuan subsidi benih dan penangkaran benih juga sempat berjalan di daerah tersebut. Lantaran hasilnya kurang memuaskan, petani enggan melanjutkan program penangkaran tersebut.

Pasalnya, hasil benih yang didapatkan dalam program penangkaran itu kurang maksimal. Sementara untuk subsidi benih kedelai, tahun ini tidak diambil lantaran pertumbuhan tanaman kurang optimal. Petani lebih memilih menanam kedelai secara swadaya. Apalagi, bantuan subsidi kedelai ini hanya diberikan untuk petani yang mengikuti sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SLPTT).

“Memang bantuan itu ada tetapi khusus tahun ini tidak kami ambil. Kendalanya karena cuaca tidak menentu dan kesulitan dalam pelaksanaan penangkaran benih kedelai,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di Kantor Dispertan Sukoharjo, Rabu (11/9/2013).

Sumadi yang didampingi Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Weru, Daryani, mengatakan setiap tahun bantuan kedelai memang dialokasikan langsung dari Kementerian Pertanian. Dispertan bertugas menginventarisasi kebutuhan dan mengajukan proposal ke pusat. Bantuan subsidi benih kedelai, misalnya, diberikan sebanyak 40kg/hektare (ha).

Tahun ini, alokasi bantuan dari Kementerian turun untuk lahan sekitar 1.000 hektare. Rencananya, subsidi benih akan diberikan ke Kecamatan Weru sebanyak 780 ha dan Kecamatan Tawangsari sebanyak 220 ha. “Jadi benih yang disubsidi ini harganya lebih murah daripada di pasaran. Tetapi biasanya petani yang menanam dari SLPTT. Tahun ini memang tidak ada,” ujar Daryani.

Untuk program penangkaran benih, dana yang dikucurkan Kementerian cukup besar yakni Rp80 juta untuk 25 hektare lahan. Lahan tersebut akan ditanami kedelai dan hasil panennya digunakan untuk benih. Tanaman dicek dan diperiksa laboratorium secara berkala oleh Badan Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Tegalgondo, Kartasura.

Karena cukup rumitnya proses penangkaran tersebut, Sumadi mengatakan banyak petani yang tidak telaten. Apalagi, tahun ini masuk dalam musim basah sehingga hasil pertanian kedelai di Weru menurun. Hal ini mengakibatkan kedua program yang ditujukan untuk daerah sentra kedelai itu tidak berjalan pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya