Soloraya
Rabu, 9 Mei 2012 - 19:08 WIB

BENTROKAN WARGA: Seruan Perdamaian dari Kamar 14

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - TAK DENDAM--Korban bentrokan di Gandekan, Jebres, Ngatiman, 61, bersama istri dan anaknya di Kamar 14 Bangsal Mawar III RSUD dr Moewardi Solo, Rabu (9/5/2012). (JIBI/SOLOPOS/Kurniawan)

TAK DENDAM--Korban bentrokan di Gandekan, Jebres, Ngatiman, 61, bersama istri dan anaknya di Kamar 14 Bangsal Mawar III RSUD dr Moewardi Solo, Rabu (9/5/2012). (JIBI/SOLOPOS/Kurniawan)

Senyum ramah mengembang di wajah Ngatiman, 61, saat rombongan wartawan menjenguknya di Kamar 14 Bangsal Mawar III RSUD dr Moewardi Solo Rabu (9/5) siang. Berada satu ruang dengan sejumlah pasien lain dan hanya berbatas tirai, Ngatiman tetap bisa menikmati waktu istimewanya berkumpul dan bercengkerama dengan istri, anak dan suadaranya.

Advertisement

Luka di jari dan telapak tangan yang belum kering tidak dihiraukannya lagi. Seolah dia sadar betul, kehangatan bersama keluarga jarang dia rasakan. Sembari tetap dalam posisi duduk di ranjang, Ngatiman mempersilakan para wartawan duduk. Istri, anak dan saudaranya pun memberikan tempat dengan ramah. Tidak ada kesan garang sedikit pun dari sosok Ngatiman atau pun amarah dari sikap anggota keluarganya.

Hampir sepekan berlalu, seolah sudah tidak ada lagi rasa sakit dan dendam di hati. Termasuk pada orang-orang yang telah menyerang dan melukai Ngatiman. Ukiran tato yang memenuhi dada dan tubuh Ngatiman pun seolah sebatas menjadi simbol bekas kegarangan masa lalu sosok pebengkel itu. Kepada wartawan dia mengaku sadar tidak ada prioritas lebih penting saat ini ketimbang keluarga dan mendekatkan pada Tuhan.

Warga RW 008 Kampung Bangunharjo, Gandekan, Jebres yang menjadi korban bentrok Jumat (4/5) lalu di salah satu gang di RW 009 Bangunharjo itu mengaku sudah memaafkan perbuatan orang yang menyerangnya. Termasuk istri dan anaknya merasa tidak perlu memperpanjang konflik yang dapat mengeruhkan kembali suasana yang belakangan sudah membaik.

Advertisement

“Cukup sampai di sini. Biar tenang dan damai lagi. Yang sudah ya sudah jangan terulang lagi, kami tidak dendam,” ungkap Wuryani, 58, istri Ngatiman kepada Espos.

Kasubag Hukum dan Humas RSUD dr Moewardi, dr Elysa menjelaskan kondisi Ngatiman semakin membaik. Hanya saja belum ada rencana untuk memulangkan pasien hingga Rabu sore. Secara medis masih menunggu perkembangan hasil operasi pada luka pasien.

“Komunikasi pasien lancar, jari-jari tangan sudah bisa digerakkan. Sampai sekarang belum ada rencana pulang,” urai dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif