SOLOPOS.COM - Rektor UIN Raden Mas Said, Mudofir. (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Rektorat Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas (RM) Said Surakarta di Kartasura, Sukoharjo memilih fokus mengumpulkan data mahasiswa yang telah mendaftar aplikasi pinjaman online (pinjol). Rektor UIN RM Said, Mudofir, menyebut segera membantuk tim khusus untuk melakukan investigasi kasus tersebut.

“Kami terus bekerja terutama untuk mendapatkan data-data yang valid mereka [mahasiswa baru] yang sudah mengunduh dan registrasi. Nanti siang kami panggil dekan-dekan untuk mendata. Karena fokus kami adalah bagaimana keamanan data mahasiswa baru, ini yang menjadi fokus,” tegasnya saat ditemui awak media di kantornya, Senin (14/8/2023).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ia mengatakan rektorat juga telah mengambil beberapa tindakan seperti memerintahkan pemanggilan Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN RM Said untuk membatalkan kerja sama dengan pihak sponsor yang terindikasi pinjol. Selain itu juga sudah memerintahkan Dewan Kode Etik untuk menggelar sidang dan menjatuhkan hukuman.

Kini ia ingin memastikan kepastian data jumlah mahasiswa baru (maru) yang telah melakukan registrasi akun pinjol. Ini agar kampus bisa menyerahkan data valid pada pihak berwenang untuk dilindungi. Kampus tidak memiliki kapasitas untuk melakukan perlindungan data tersebut.

Selain itu, Mudofir mengatakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada saat yang sama juga sudah melakukan klarifikasi pada sebagian oknum tersebut.

“Kampus bertanggung jawab untuk memperoleh data valid. Kemarin data yang beredar kan 500-2.000 [mahasiswa yang sudah melakukan registrasi pinjol] tidak sampai 4.000. Jumlah maba tahun ini 4.027 orang,” ungkap Mudofir.

Untuk membuat mahasiswa tidak resah, Mudofir juga telah meminta di masing-masing fakultas untuk mendatangkan narasumber yang dapat memberikan informasi agar mahasiswa tidak terjebak pinjol. “Berkali-kali kami sampaikan kepada mahasiswa baru terkait belajar mengajar di kampus adalah tanggung jawab kami. Apa yang diperbuat oleh oknum dari Dema pada akhirnya kami ambil alih ospeknya dari kampus,” ungkap Mudofir.

PBAK Diklaim Lancar

Ia mengeklaim Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) berjalan lancar tanpa masalah, dana pun sudah terpenuhi. Ia juga meminta maaf atas kasus yang mengakibatkan maba, Dema, bahkan kampus menjadi korban atas keterlibatan oknum-oknum yang terlibat dalam jaringan tersebut.

“Rektor kan punya bagian yang bertanggung jawab maka kami minta pertanggungjawaban. Kami akan membuat tim yang ditugasi untuk menyelesaikan ini. Jadi bukan rektor, rektor kan tugasnya banyak. Saya sudah berusaha semaksimal mungkin melakukan yang terbaik demi keamanan data anak-anak dan terciptanya kampus sebagai sumber pendidikan dan pembentukan karakter bagi pembangunan bangsa,” papar Mudofir.

Sebelumnya, OJK Solo telah meminta penjelasan kepada sejumlah pihak terkait kasus permintaan registrasi pinjol dalam kegiatan Festival Budaya UIN Raden Mas Said Solo yang melibatkan Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) resmi yang terdaftar di OJK.
Dalam pertemuan tersebut, Dema mengakui bekerja sama dengan tiga entitas selaku sponsor, salah satunya dengan PUJK resmi yang terdaftar OJK. Kerja sama tersebut tak dilakukan secara langsung, melainkan lewat pihak ketiga. Namun, Solopos.com belum mendapatkan informasi mengenai pihak ketiga yang dimaksud.

Kepala OJK Solo, Eko Yunianto, mengatakan pertemuan dalam rangka klarifikasi antara OJK Solo dengan Dema tersebut dilakukan di Kantor OJK Solo, Kamis (10/8/2023). Pihak yang dipanggil OJK yakni pejabat di Rektorat UIN RM Said, Dema, serta PUJK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya