SOLOPOS.COM - Masyarakat Desa/Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, saat melaksanakan kirab 1.000 tumpeng di desa setempat, Rabu (9/8/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Desa Selo yang berada di antara atau di sela-sela Gunung Merapi dan Gunung Merbabu wilayah Kecamatan Selo, Boyolali, memiliki cerita sejarah yang unik. Tahun ini, desa tersebut genap berusia satu abad atau 100 tahun.

Peringatan 100 tahun Desa Selo dirayakan pada Rabu (9/8/2023) dengan kirab 1.000 tumpeng. Acara itu sekaligus untuk menyambut peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) 17 Agustus. Kades Selo, Andi Sutarno, menceritakan Desa Selo terbentuk pada 1923.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Terkait tanggal pastinya, Andi mengungkapkan kurang tahu pasti. Namun, pada 2023 ini memang sengaja dirayakan bersama dengan HUT RI agar semakin semarak.

“Pada 1923, Desa Selo berdiri di bawah kepemimpinan Demang pertama yaitu Mbah Sastro Sudarmo,” ujar Andi saat berbincang dengan Solopos.com mengenai sejarah Desa Selo, Boyolali.

Dulunya wilayah Desa Selo terpecah menjadi empat daerah yang masing-masing terdapat pemimpinnya sendiri-sendiri. Nama daerah tersebut adalah Sepandan Etan, Sepandan Kulon, Senet, dan Selo Duwur.

Kemudian, para empat pemimpin di empat daerah berdiskusi dan sepakat membentuk satu kademangan pada 1923. Akhirnya dari empat pemimpin di masing-masing desa juga menyepakati satu pemimpin yaitu pemimpin Senet, Sastro Sudarmo, untuk menjadi pemimpin dari daerah gabungan tersebut.

Sastro Sudarmo dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana. Tidak ada masalah dalam pemilihan pemimpin pertama daerah gabungan tersebut. “Akhirnya dari gabungan empat daerah tersebut dinamakan Selo, maksudnya itu karena wilayah kami di sela-sela Gunung Merapi dan Merbabu, jadilah Selo,” kata dia.

Ia menjelaskan dalam perjalanan sejarah selanjutnya, pemilihan kepala desa pertama digelar oleh masyarakat Desa Selo, Boyolali, dilaksanakan pada 1980-an dan terpilih Kades pertama bernama Jumali.

Andi menjelaskan saat ini di Desa Selo ada sekitar 1.008 keluarga. Dalam perayaan 100 tahun Desa Selo juga dilaksanakan kirab 1.000 tumpeng dan temu tujuh tirta yang ada di wilayah tersebut. Agenda tersebut sekaligus menyemarakkan HUT ke-78 Kemerdekaan RI.

Menguatkan Kebersamaan dan Persatuan

“Kirab dimulai dari lapangan Dukuh Senet menuju Lodjie Soko Giri,” ujar Kades Selo, Andi Sutarno. Ia menjelaskan kirab 1.000 tumpeng menggambarkan rasa syukur dari 1.008 keluarga di Desa Selo.

Andi menjelaskan kirab 1.000 tumpeng baru digelar kali pertama dengan makna dan tujuan untuk menyatukan warga agar kebersamaan dan jiwa persatuan semakin kuat. Andi berharap dengan kegiatan ini, kebersamaan warga Desa Selo benar-benar terwujud serta semakin sejahtera dan membangun generasi kreatif.

“Yang wajib dari tumpeng ini adalah hasil sayur. Sebagai wujud rasa syukur masyarakat Selo sekaligus menggambarkan penghidupan masyarakat Selo sebagai petani,” kata dia.

Lebih lanjut, Andi juga mengatakan temu tujuh tirta juga baru dilaksanakan pada tahun ini. Tujuh tirta tersebut berasal dari tujuh tuk atau mata air yang turut mengiringi perjalanan sejarah Selo, Boyolali.

Salah satu sesepuh Desa Selo, Suyitno, menyampaikan penyatuan tujuh mata air di Desa Selo memiliki maksud disatukannya sumber penghidupan warga. Ketujuh tuk itu yakni Tuk Babon di Dusun Selo Wangan, Tuk Punting di Selo Punting, Tuk Domble di Dukuh Gebyok, Tuk Tirto Brojo di Senet.

Kemudian Tuk Jagang di Sepandan Kulon, Tuk Maskumambang di Sepandan Wetan, dan Tuk Sumber di Sepandan Lor. “Temu tujuh tirta ini akan dilaksanakan tiap tahun mulai tahun ini berbarengan dengan 1.000 tumpeng. Yang pertama itu ada Tuk Babon, lebih dari satu abad [usianya],” kata dia.

Lebih lanjut, Suyitno menyampaikan di tuk tertua Desa Selo diadakan ritual rutin tiap tanggal 14 Safar dengan tujuan berdoa dan berterima kasih atas air yang diberikan kepada masyarakat Desa Selo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya