SOLOPOS.COM - Petani asal Desa Glagahwangi, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Sriyono, menunjukkan hasil panen bawang merah di lahan miliknya, Senin (21/8/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Di tengah musim kemarau disertai El Nino, petani asal Desa Glagahwangi, Kecamatan Polanharjo, Klaten, justru meraup untung besar dari panen bawang merah. Omzet yang diperoleh petani itu bahkan disebut mencapai tiga kali lipat dibandingkan hasil panen padi.

Petani itu, Sriyono, 64, mengaku baru kali pertama ini tanam bawang merah. Dia menanam jenis tanaman hortikultura itu di lahan sekitar 1.750 meter persegi.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Sriyono dibantu petani lainnya, Teguh, 43, dan Darmono, 63, menanam bawang merah pada Juni lalu dan Agustus ini mulai memasuki masa panen.

“Ingin mengubah penghasilan. Kalau tanam padi hasilnya segitu-segitu terus,” kata petan itu saat ditemui Solopos.com di Glagahwangi, Polanharjo, Klaten, Senin (21/8/2023).

Sriyono yang biasanya menanam padi mengaku puas dengan hasil panen bawang merah pada panen perdana itu. Ia mulai panen bawang merah selama beberapa hari terakhir.

Hasil panen kemudian dia bawa pulang untuk dikeringkan sebelum dijual. Total hasil panen di lahan milik Sriyono itu diperkirakan bisa mencapai antara 800 kg hingga 1 ton.

Soal omzet, Sriyono mengatakan hasil panen bawang merah kali ini lebih besar dibandingkan hasil yang dia peroleh dari biasanya tanam padi. Harga jual bawang merah saat ini berkisar Rp15.000 per kg hingga Rp20.000 per kg.

Dengan harga itu, omzet yang diperoleh petani Glagahwangi, Klaten, itu bisa mencapai Rp20 juta. Jika dibandingkan dengan tanam padi, omzet yang diperoleh Sriyono dari tanam bawang merah di lahan yang sama mencapai tiga kali lipat. “Kalau padi itu harga panen Rp5 juta sudah bagus,” kata Sriyono.

Sriyono mengatakan ketersediaan pupuk kompos harus cukup ditunjang dengan jenis pupuk lainnya untuk tanam bawang merah. Soal ketersediaan air, dia mengatakan bawang relatif tidak terlalu boros air, berbeda dengan jenis tanaman padi.

Modal Tanam Bawang Merah

Ketersediaan air irigasi pertanian di wilayah Glagahwangi hingga kini relatif tak terkendala. Soal biaya produksi bawang merah hingga panen, Sriyono memperkirakan sekitar Rp10 juta.

Nominal yang harus dia keluarkan untuk biaya produksi lebih mahal dibandingkan biaya produksi tanam padi yang sekitar Rp3 juta per patok untuk satu musim. Namun, pendapatan yang dia peroleh jauh lebih banyak dibandingkan hasil panen padi ketika dibeli penebas.

“Rencana setelah panen ini mau tanam bawang merah lagi,” kata Sriyono. Petani lainnya, Teguh, mengatakan tanaman bawang merah relatif tak membutuhkan air dalam jumlah banyak seperti padi.

Kondisi itu sejalan dengan musim kemarau kali ini yang diprediksi lebih panjang dengan disertai fenomena El Nino. “Kalau airnya itu sesuai kebutuhan tetapi tidak sebanyak tanaman padi. Memang pada 20 hari pertama setelah tanam harus intensif melakukan pengairan saat pagi dan sore. Soal harga jual bawang merah, saat ini masih harga standar,” kata petani asal Glagahwangi, Klaten, itu.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten, Widiyanti, mengatakan hingga kini belum ada lahan pertanian di Klaten yang terdampak fenomena El Nino. Namun, DKPP terus melakukan pemetaan daerah-daerah yang rawan terdampak musim kemarau yang diprediksi lebih panjang dari biasanya.

Widiyanti juga menyarankan petani di daerah yang ketersediaan airnya terbatas saat kemarau untuk menanam jenis tanaman yang tahan terhadap kekeringan atau jenis tanaman palawija yang relatif tak membutuhkan air dalam jumlah banyak.

“Kalau untuk saat ini khususnya di daerah yang airnya terbatas, saran kami menanam padi yang varietas tahan kekeringan atau varietas yang super genjah, sehingga dalam waktu singkat bisa berbuah. Kalau tidak, bisa ditanami tanaman lainnya seperti kacang hijau kedelai, jagung, dan lainnya yang tidak membutuhkan banyak air,” kata Widiyanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya