SOLOPOS.COM - Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi menanyai pelaku pembunuhan pengusaha tembaga saat konferensi pers di Polres Boyolali, Selasa (7/5/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Kasus pembunuhan pengusaha tembaga asal Boyolali, Bayu Handono, berawal dari perkenalan korban dengan pelaku bernama Irwan alias Ibam melalui aplikasi kencan MiChat. Perkenalan keduanya yang kemudian terlibat hubungan sesama jenis pun belum terlalu lama, yakni pada Januari 2024.

Hal tersebut diungkapkan Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, saat konferensi pers ungkap kasus pembunuhan dan pencurian dengan kekerasan (curas) dengan korban Bayu Handono di Mako Polres Boyolali, Selasa (7/5/2024).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Jadi korban dan pelaku ketemunya lewat aplikasi MiChat. Setelah kenal, dia [tersangka] disuruh datang ke rumah. Kemudian berhubungan badan sesama jenis. Setelah empat kali, dibunuh. Berhubungan badan selalu di rumah korban,” kata dia.

Diketahui, korban sering mengajak pelaku ke rumahnya di Kebonso, Kelurahan Pulisen, Kecamatan/Kabupaten Boyolali. Dari keterangan yang diperoleh polisi, sejak berkenalan via aplikasi kencang itu pada Januari 2024 lalu, mereka tiga kali melakukan hubungan badan antara Januari dan Maret.

Pelaku mendapatkan upah Rp200.000 per sekali pemesanan datang ke rumah korban. Lalu, pada Rabu (1/5/2024) sekitar pukul 16.00 WIB, pelaku dihubungi lewat pesan WhatsApp dan diundang oleh korban untuk menginap di rumah korban.

Pada Rabu pukul 18.00 WIB, pelaku memesan ojek online menuju RSUD Boyolali. Pelaku lalu menghubungi korban untuk dijemput. Sekitar pukul 20.45 WIB, pelaku sampai di rumah korban.

Minta Imbalan Lebih

Setelah dibukakan pintu belakang, pelaku ke kamar mandi untuk menyembunyikan sabit. Sabit disembunyikan di belakang bak plastik tampungan air. Kemudian tersangka dan korban melakukan hubungan badan sesama jenis sebanyak dua kali.

Setelah itu, tersangka dan korban duduk di ruang tamu. Irwan pada saat itu meminta imbalan lebih yaitu Rp500.000. Akan tetapi, korban menolak sehingga membuat tersangka emosi dan melakukan pembunuhan.

Korban dibacok sebanyak enam kali dan ketika korban belum meninggal, pelaku menemukan palu yang kemudian dipukulkan ke korban sebanyak 10 kali hingga meninggal dunia. “Itu latar belakang tersangka melakukan pembunuhan,” kata Luthfi.

Dalam kasus ini, pelaku dijerat dengan pasal pembunuhan berencana. Hal itu berdasarkan fakta bahwa pelaku membawa celurit dari rumah dan menyelipkannya di dekat kamar mandi korban. Pelaku sejak awal berniat meminta bayaran lebih dan ketika korban tidak mau membayar lebih akan dibunuh pelaku lalu dikuasai hartanya.

Kapolda menilai perbuatan pelaku yang melakukan pembunuhan berencana terhadap pengusaha tembaga yang juga dikenal sebagai pehobi olahraga lari itu keji. Diketahui, korban disabet sabit enam kali di kepala, leher, dan bagian belakang badan.

Sebelum dipukul palu oleh pelaku, korban sempat merangkak ke pintu belakang. Pelaku yang tahu korban masih hidup, melihat ada palu di rak sepatu, mengambilnya dan memukulkannya ke korban sebanyak 10 kali. Pelaku juga menggorok korban sampai meninggal.

Ditangkap di Solo

Setelah korban meninggal, pelaku mengambil barang-barang berharga milik korban lalu kabur ke mes proyek di Yogyakarta. Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Irwan adalah seorang kuli bangunan di Yogyakarta.

Pelaku kemudian ditangkap polisi di area Terminal Tirtonadi Solo pada Sabtu (4/5/2024) malam. “Pasal yang disangkakan [kepada tersangka] berlapis. Dari pembunuhan berencana, pencurian pemberatan,” kata dia.

Sebelumnya, Kasi Humas Polres Boyolali, AKP Arif Mudi Prihanto, mewakili Kapolres Boyolali, AKBP Petrus Parningotan Silalahi, menyampaikan kronologi penemuan jenazah berawal dari rekan korban yang datang ke rumah Bayu Handono.

Diketahui, rekan korban sudah berusaha menghubungi lewat handphone namun tidak kunjung ada jawaban. Kemudian, rekan korban datang ke rumah korban pada Jumat malam dan mendapati kondisi pintu gerbang rumah korban terbuka.

Hal tersebut dinilai janggal karena biasanya rumah pengusaha tembaga itu dikunci. Rekan korban meminta bantuan tetangga untuk masuk ke rumah dan sama-sama masuk ke pekarangan.

“Sesampai di pekarangan, diketahui pintu tertutup. Dari jendela diketahui ada bercak darah dan tahu di situ ada orang terbujur dan ternyata adalah korban Bayu Handono,” kata dia, Sabtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya