Soloraya
Kamis, 13 Februari 2020 - 11:15 WIB

Berbekal Lahan 1,5 Hektare, Desa Poleng Sragen Bakal Bikin Wisata Kebun Alpukat

Tri Rahayu  /  Ginanjar Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengendara sepeda motor melintas di samping kebun jagung yang terletak di depan Balai Desa Poleng, Kecamatan Gesi, Kabupaten Sragen, Jateng, belum lama ini. (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Lahan seluas 1,5 hektare di depan Balai Desa Poleng, Kecamatan Gesi, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (Jateng) kini masih ditumbuhi tanaman jagung setinggi lebih dari 2 meter. Lahan itu milik Pemerintah Desa Poleng.

Setelah tanaman jagung dipanen, Pemerintah Desa Poleng berencana menjadikan lahan itu sebagai kebun alpukat, bukan lagi kebun jagung. Rencana itu disampaikan Kepala Desa Poleng, Pujiono, saat berbincang dengan Solopos.com di Balai Desa setempat belum lama ini.

Advertisement

Ada PSK Khusus Buat Turis Timur Tengah Di Cianjur, Untung Rp500.000 Per Kencan

Pujiono ingin menjadikan Poleng sebagai desa wisata. lebih spesifiknya sebagai Desa Alpukat. Pujiono juga akan mengembangkan Makam Kiai Sampurna yang sudah ramai dikunjungi para peziarah dari luar Poleng sebagai wisata religi.

Advertisement

Pujiono ingin menjadikan Poleng sebagai desa wisata. lebih spesifiknya sebagai Desa Alpukat. Pujiono juga akan mengembangkan Makam Kiai Sampurna yang sudah ramai dikunjungi para peziarah dari luar Poleng sebagai wisata religi.

Konsep pengembangan wisata religi itu akan disinergikan dengan pengembangan wisata kebun alpukat. "Saya masih mencari-cari potensi yang jadi unggulan desa. Saya menemukan ide pengembangan buah alpukat itu dan pengembangan wisata religi. Potensi perkebunan paling besar ya jagung dan tebu. Dari 766 hektare luas wilayah Poleng, 122 hektare lainnya merupakan lahan tegalan dan 105 hektare permukiman dan sisanya masih lahan kering," ujar Pujiono.

Pujiono mengatakan pengembangan dua objek wisata itu untuk jangka panjang. Selain itu, Pujiono juga memiliki inovasi lain berupa pembangunan gedung olahraga (GOR).

Advertisement

Pujiono menyampaikan sudah membuat detail engineering design (DED) pembangunan GOR itu dengan total kebutuhan dana mencapai Rp1,5 miliar. Dia mengatakan pembangunan GOR itu dimulai 2020 ini dengan alokasi anggaran Rp250 juta.

Luas GOR itu mencapai 50 meter x 50 meter. "Jadi setiap tahun Rp250 juta sehingga kelar selama satu periode nanti," ujarnya.

Pujiono berharap dengan adanya GOR bisa meningkatkan perekonomian penduduk di sekitarnya. Dia berharap bisa muncul usaha-usaha kecil ketika GOR digunakan untuk kegiatan olahraga.

Advertisement

Pembunuh Mertua Sekda Lamongan Dijanjikan Rp200 Juta, Baru Dibayar Rp200.000

Dia juga berharap inovasi tersebut bisa meningkatkan pendapatan desa. Selama ini, pendapatan asli desa (PADesa) hanya Rp18 juta. "PADesa itu terhitung cukup tinggi bila dibandingkan dengan desa lain di Gesi yang tidak punya PADesa," ujarnya.

Pujiono mengatakan Poleng masuk desa miskin yang terdiri atas 24 rukun tetangga (RT) dan lima kebayanan. Dengan luas wilayah itu, ujarnya, Poleng mendapatkan porsi anggaran dana desa (DD) di atas Rp1 miliar. Pertimbangan lain adalah jumlah penduduk miskin yang masih tinggi, yakni 500 kepala keluarga.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif