SOLOPOS.COM - Parmi, 71, menyiapkan tongseng pesanan pembeli di warungnya, lantai II Pasar Wonogiri, Jumat (24/3/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Warung tongseng Sederhana Parmi di lantai II Pasar Kota Wonogiri nyaris tak pernah tutup selama 43 tahun. Warung yang menyediakan tongseng dan aneka macam olahan daging itu pun tak pernah sepi pembeli.

Warung Sederhana Parmi menyediakan menu makanan tongseng, gulai, satai, dan soto dari daging sapi, kambing, dan ayam. Parmi, 71, pemilik warung sederhana itu, mengatakan sudah menjual menu tersebut sejak 43 tahun lalu di Pasar Wonogiri.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Tiap hari saya buka, enggak ada libur. Bulan Puasa pun tetap buka,” kata Parmi saat berbincang dengan Solopos.com di warungnya, Jumat (24/3/2023).

Menu andalan di Warung Sederhana Parmi di Pasar Kota Wonogiri adalah olahan daging sapi, seperti tongseng dan gulai daging sapi. Dalam sehari Parmi menghabiskan daging sapi hingga 15 kg untuk membuat gulai, tongseng, soto, dan satai daging sapi.

Sementara untuk daging kambing dan ayam, dia hanya menyediakan masing-masing 3 kg per hari. “Satai pun, pakainya daging sapi,” ujar dia.

Kuah tongseng dan gulai ala Parmi kental dan sangat terasa rempah-rempahnya. Daging sapi maupun kambing di warungnya pun empuk. Tidak sulit untuk dikunyah. Mereka yang datang banyak dari kalangan dewasa hingga paruh baya.

Menurut Parmi, soal rasa menu masakan di Warung Sederhana di Pasar Kota Wonogiri itu, dia tidak main-main. Dia menggunakan bumbu dengan bahan rempah-rempah yang langsung dia beli pada hari itu juga di pasar. Parmi mengaku tidak memiliki resep rahasia.

tongseng parmi pasar wonogiri
Menu tongseng daging sapi di Warung Sederhana Parmi, lantai II Pasar Kota Wonogiri. Foto diambil Jumat (24/3/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Bahan-bahan rempah yang dia pakai pun seperti pada umumnya, di antaranya jinten, kayu manis, jahe, dan kunir. Meski harga bahan-bahan rempah kerap naik tinggi, Parmi tidak pernah mengurangi bahan-bahan tersebut, termasuk ketika harga cabai melambung tinggi.

“Selain rempah, masak itu harus pakai perasaan. Enggak sekadar asal masak. Dengan perasaan, rasa enak akan datang,” ucapnya. Warung Sederhana Parmi mulai buka pukul 06.00 WIB.

Tongseng Lebih Cepat Habis saat Ramadan

Namun, tongseng dan gulai baru matang pada pukul 08.00 WIB. Lima jam kemudian, semua menu makanan yang dia jual sudah ludes. Selain warga pasar, pembeli di Warung Sederhana Parmi datang dari sekitar pasar dan wilayah kota Wonogiri.

Banyak dari mereka yang membeli untuk keluarga. Oleh karena itu, hanya beberapa pembeli yang memakan langsung di tempat. Harga tongseng dan gulai baik daging sapi, kambing, maupun ayam mulai Rp15.000/porsi.

Tetapi pada kenyataanya, banyak pembeli yang membeli dalam jumlah banyak sampai Rp100.000. “Jadi tergantung maunya mereka. Mau beli Rp30.000 bisa. Ada juga yang beli Rp100.000 dibungkus. Tapi kalau mau makan sini, pakai nasi dan minuman, harganya Rp20.000/porsi,” jelasnya.

Saat Ramadan seperti sekarang ini, tongseng dan gulainya justru habis lebih cepat. Sebab banyak orang yang memilih membeli makanan untuk buka puasa dan sahur. “Kalau tongseng kayak gini kan bisa buat puasa atau sahur. Tinggal dipanasi saja, sudah enak,” kata Parmi.

Salah satu pelanggan Warung Sederhana Parmi di Pasar Kota Wonogiri, Priyati, mengaku setiap pekan mampir untuk makan tongseng ala Parmi. Menurutnya, tongseng buatan Parmi tidak ada lawan sebanding di Pasar Wonogiri.

Siang itu, Priyati, memesan tongseng sapi dan sepiring nasi. “Pokoknya enak pol,” kata Priyati yang juga pedagang di Pasar Kota Wonogiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya