SOLOPOS.COM - Maskot Solo International Performing Arts (SIPA) 2021, Endah Laras (tengah), diiringi penari yang tergabung pada Sanggar Tari Semarak Candra Kirana membuka pertunjukan SIPA 2021 secara Hybrid dan Drive-in di Bengawan Solo Park at Jurug Zoo kompleks Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Solo, Kamis (7/10/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Sempat mengalami masa sulit pada awal pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu, para pegiat seni Kota Solo kini lebih optimistis menatap 2022. Panggung seni pergelaran Kota Solo mulai bergerak kembali pada 2021.

Pentas online masih menjadi opsi pertama di tengah pandemi Covid-19. Sampai akhirnya mandek berkegiatan saat Indonesia diterpa gelombang kedua kasus Covid-19 pada pertengahan tahun.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Melandainya angka kasus positif Covid-19 pada Agustus menjadi angin segar. Solo International Performing Arts (SIPA) 2021 mencoba menggelar pentas dengan penonton. Lokasinya di Bengawan Solo Park at Jurug Zoo, Kamis (7/10/2021) malam.

Tawaran festival yang menggabungkan daring dan luring dengan penonton terbatas membawa optimisme bagi pegiat seni di Kota Solo tentang kebangkitan panggung seni di tengah segala keterbatasan. Seperti tema besar mereka The Great Lights of Arts yang diartikan seni tak hanya memanjakan mata tapi juga jadi penerang kehidupan.

Baca Juga: Malam Tahun Baru di Solo: Kawasan Kuliner Ramai, Lalu Lintas Lancar

Acara tersebut dinilai berhasil, ditambah lagi pandemi yang kian melandai. Panggung hybrid menghadikan seniman Solo dengan maskot Endah Laras. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengapresiasi inovasi panggung hybrid SIPA 2021.

Sandiaga Uno mendukung sinergi seni berkelanjutan dengan tujuan jangka panjang untuk memperkuat ekonomi pariwisata Indonesia. Namun, keran kesenian seolah baru dibuka untuk seniman di tengah kota. Seniman daerah di pinggir Soloraya masih dilarang pentas.

Pentas New Normal

Salah satu dalang yang cukup progresif di kalangan pegiat seni Boyolali, Wartoyo, mengatakan aplikasi seni dan teknologi tak sepenuhnya cocok dengan seniman lawasan. Oleh karena itu sepanjang 2021 ia sering melakukan protes lewat pentas wayang nyeleneh di beberapa lokasi.

Geliat kesenian mulai membaik jelang November. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai melonggar. Pentas langsung dengan menerapkan new normal diizinkan di Soloraya.

Baca Juga: Penjualan Jersey Persis Solo Laris Manis Sejak Masuk 8 Besar Liga 2

Puncaknya, Pemkot Solo mengizinkan konser menuju Rock in Solo 2022 bertajuk Apokaliptika: A Journey of Rock In Solo, di Tirtonadi Convention Hall, Sabtu (18/12/2021).

Selain berhasil menampilkan kolaborasi epik antara musik metal Down For Life (DFL) dengan gamelan garapan Gondrong Gunarto, acara tersebut diklaim sukses dengan dalam hal penerapan protokol kesehatan (prokes) yang cukup ketat.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka beserta Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa turut hadir di pengujung acara. Gibran saat memberikan sambutan singkat di panggung, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas keberhasilan acara tersebut.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada hampir 500 penonton yang disiplin menerapkan prokes dengan tes antigen sebelumnya, lalu tetap duduk berjarak selama acara. Ia bahkan mengklaim acara tersebut satu-satunya dan bisa jadi percontohan pentas yang sukses di masa pandemi.

Baca Juga: Sudah 3 Pekan Masyarakat Solo Dipaksa Beli Sembako Mahal

Adaptasi dan Inovasi

Pegiat seni yang juga direktur Solo International Performing Arts (SIPA) Community, Irawati Kusumorasri, Kamis (30/12/2021), mengatakan selama ini panggung seni di Solo terbukti sukses bertahan di masa pandemi. Sejumlah pentas tetap bisa digelar dengan Prokes dan mendapat apresiasi positif penonton.

Hal itu membuatnya optimistis menyongsong 2022. Tahun mendatang seniman dituntut gampang beradaptasi dan terus berinovasi. Apalagi varian virus baru terus mengincar masyarakat sehingga kita semua masih perlu waswas dengan pandemi.

“Era digital jadi era yang menyenangkan. Jadi medium baru untuk seniman bisa dikenal semakin luas. Tapi juga ada tantangannya, yakni, mereka harus selalu inovatif agar mudah diterima,” katanya.

Baca Juga: Persis Solo Juara Liga 2, Gibran Tegaskan Tugasnya Sudah Selesai

Optimisme yang sama juga disampaikan Dinas Kebudayaan Solo, Agus Santosa, Kamis. Ia mengatakan tahun 2022 bakal menjadi era baru yang penuh tantangan.

Namun, melihat pergerakan positif saat ini, ia yakin kesenian Solo bisa terus berkembang. Sementara program yang akan mereka tekankan besok yakni penguatan pelestarian kebudayaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya