SOLOPOS.COM - Warga berebut air bekas jamasan pusaka seusai mengikuti upacara Kirab Pusaka Satu Suro di Pura Mangkunegaran, Solo, Selasa (18/7/2023). (Solopos.com/Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, SOLO — Ratusan orang rela berdesakan mendapatkan air bekas jamasan pusaka setelah prosesi ritual malam 1 Suro di Pura Mangkunegaran, Senin (18/7/2023).

Sejak awal banyak warga yang menunggu dan menyaksikan prosesi kirab. Setelah selesai melaksanakan Laku Tapa Bisu, warga meminta masuk ke dalam pendapa Mangkunegaran.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ketika proses selesai warga diperbolehkan mengambil bekas air jamasan pusaka.

Tanpa dikomando puluhan warga langsung berlari dan berdesakan demi mendapatkan air itu.

Ada yang sengaja membasuh muka sampai sengaja membawa wadah berupa botol untuk dibawa pulang. Kebanyakan mereka percaya, air itu bakal membawa berkah.

Air jamasan pusaka itu baru bisa diambil setelah kirab dan tapa bisu selesai. Kirab dimulai sekitar pukul 19.00 dan selesai pukul 20.30 WIB.

Namun warga sudah memadati kompleks Pura Mangkunegaran sejak magrib.

Tidak hanya warga asli Solo, prosesi itu menyedot perhatian warga luar kota.

Seperti warga asal Ngawi, Jawa Timur, Karim, 64, yang rela berdesakan untuk mengambil bekas air jamasan itu.

Dia membawa botol berisi air bekas jamasan. Tidak banyak, namun menurutnya cukup untuk mendatangkan berkah dan kelancaran rezeki.

“Nanti akhirnya dituangkan ke sumur, jadi buat mandi, buat minum dan lainnya,” kata dia ketika berbincang dengan Solopos.com.

Dengan menuangkan air bekas jamasan itu dia percaya bakal mendatangkan kesehatan.

Atas dasar kepercayaan itu, Karim tidak segan menembus kerumunan.

“Ambilnya susah sekali, sampai terjerumus di air itu,” kata dia.

Karim sudah enam kali mengikuti prosesi kirab malam 1 Suro di Mangkunegaran.

Dia rutin mengambil air jamasan. Karim hanya sekali melewatkan ritual tahunan tersebut yakni ketika pandemi Covid-19.

Dia berangkat dari rumahnya di Ngawi, Jawa Timur pukul 16.00 WIB dan sampai di Solo sehabis magrib.

Ia berencana langsung pulang ke Ngawi setelah mengikuti tirakatan.

Warga Pucangsawit, Jebres, Solo, Cahyo, 22, juga turut berebut air bekas jamesan untuk mencari berkah.

Dia berharap dengan membasuhkan air itu, ke depan hidupnya bisa lebih baik.

“Ya inginnya dosa-dosa atau hal buruk yang pernah terjadi sebelumnya bisa hilang dan ke depannya terus lebih baik, rezeki lebih lancar,” ujar dia.

Warga Jatikuwung, Karanganyar, Soleh, 21, mengaku ini kali pertama dia mengikuti kirab Mangkunagaran dan ikut berebut bekas air jamasan.

“Melihat banyak orang berebutan, merasa jadi pengin,” kata dia.

Dia mengatakan rasa air bekas jamasan ketika dibasuh di muka berbeda dengan air biasa.



Menurutnya air itu terasa lebih segar. “Ke depan penginnya saya bisa lebih baik lagi, termasuk ya rezekinya lancar,” kata pemuda tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya