SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

(Solo Espos)--Ribuan massa telah menyemut di halaman Masjid Agung Solo sejak pagi. Di serambi kanan dan kiri juga dipadati masyarakat yang ingin merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan melihat Gunungan Grebeg Maulud dari Keraton Solo.

Kirab gunungan tersebut dikawal ratusan pasukan keraton dan abdi dalem. Keluar dari keraton, gunungan itu menuju Masjid Agung dengan melintasi Alun-alun Utara, Selasa (15/2). Meski kirab tersebut digelar setiap tahun, namun tetap menjadi magnet bagi masyarakat Solo dan sekitarnya. Bahkan ritual budaya ini juga mendapatkan perhatian dari wisatawan asing.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Tiba di halaman masjid, seribuan masyarakat merangsek mendekat ke enam gunungan itu. Tak ayal, suasana semakin riuh karena jerit anak-anak yang terdesak silih berganti dengan pengumuman panitia lewat pengeras suara. Riuhnya suasana itu membuat belasan pedagang menepi menghindari desakan pengunjung.

Belum sempat didoakan, ratusan warga langsung merebut gunungan itu.

“Jangan diperebutkan dulu, didoakan dulu,” pekik seorang laki-laki melalui pengeras suara. Namun hal itu tidak diindahkan. Massa, baik laki-laki maupun perempuan dengan beragam usia, dengan rakus mengambil apa saja yang bisa dijangkau tangan. Tidak kurang dari lima menit, tiga pasang gunungan putra-putri sebagai wujud sedekah keraton kepada rakyat itu ludes tak tersisa. Bahkan potongan-potongan bambu dan secuil kacang panjang yang berserakan di tanah pun dipunguti warga.

Warga masih percaya bagian dari gunungan itu memberi keberkahan bagi yang memilikinya. Menurut kepercayaan, potongan sayuran dan buah dari gunungan itu dapat menyuburkan sawah, terhindar dari hama dan sukses panen. Salah satu warga, Sami, 64, asal Mojosongo, Jebres, rela memunguti . “Kalau kita yakin, pasti kelakon (terjadi). Saya akui ada manfaatnya, dagangan saya jadi laris dan 10 anak saya sukses semua,” katanya.

Wakil Pengangeng Sasana Wilapa, KP Winarno Kusumo, mengatakan gunungan itu merupakan bukti kecintaan raja terhadap rakyat miskin terutama para petani. “Gunungan bahannya dari hasil bumi, ada sayuran, buah-buahan dan beras ketan,” ujarnya. Diharap dari gelaran gunungan itu, ada unsur hiburan bagi masyarakat sekaligus membagikan hasil sedekah.

aha

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya