SOLOPOS.COM - Para pedagang berdatangan ke Pusat Grosir Solo (PGS), Kamis (4/8/2022), karena mendengar kios mereka akan disegel. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Pedagang Pusat Grosir Solo atau PGS di wilayah Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, berkumpul di pasar tekstil tersebut pada Kamis (4/8/2022) malam setelah mendengar kabar rencana penyegelan kios oleh manajemen.

Proses mediasi antara perwakilan pedagang dengan manajemen PGS belum ada titik temu. Informasi yang dihimpun Solopos.com, Kamis (4/8/2022), puluhan pedagang berkumpul di halaman PGS sekitar pukul 19.30 WIB.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Mereka mendengar kabar manajemen PGS hendak melakukan penyegelan kios. Padahal, proses mediasi yang difasilitasi Dinas Perdagangan (Disdag) Solo belum ada kesepakatan antara kedua belah pihak.

Upaya penyegelan kios pedagang sempat dilakukan manajemen PGS Solo pada awal Juli lalu. Kala itu, pedagang keberatan dengan kenaikan biaya service charge sekitar 40 persen.

“Tadi ada beberapa staf manajemen PGS yang berniat menyegel kios. Sempat berdebat dengan pedagang, akhirnya tak jadi menyegel kios. Ini sudah dua kali upaya penyegelan kios. Ini upaya pemaksaan karena mediasi belum selesai,” kata seorang pedagang PGS, Hendra, Kamis.

Baca Juga: PGS Solo Sepi, Pedagang Soroti Kondisi Bangunan Mangkrak & Atap Bocor

Hendra menyebut kenaikan service charge dari Rp57.500 per meter persegi menjadi Rp80.000 per meter persegi bagi pedagang sangat memberatkan. Selama ini, pemasukan yang diterima para pedagang belum normal akibat badai pandemi Covid-19.

Pedagang Kelimpungan

Banyak pedagang PGS Solo yang kelimpungan membayar tarif service charge yang lama. “Harga lama saja kami sambat, apalagi dinaikkan sekitar 40 persen. Coba bayangkan pedagang yang punya 2 kios-3 kios. Harusnya mendahulukan mediasi dahulu, jangan arogan langsung menyegel kios,” katanya.

Kasus ini juga sempat menarik perhatian Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu mendatangi PGS untuk berdialog dengan pedagang dan manajemen PGS, belum lama ini. Permasalahan itu diharapkan rampung dengan menempuh jalur mediasi.

Baca Juga: 6 Keistimewaan Pasar Kliwon, Kecamatan Terpadat di Solo dan Jateng

Upaya mediasi kali terakhir dilaksanakan di Kantor Disdag Solo pada akhir pekan lalu. “Mediasi terakhir, belum ada kesepakatan. Intinya, kami tetap menolak kenaikan biaya charge service karena memberatkan pedagang. Kalau naik 5 persen atau 10 persen itu wajar. Ini naiknya 40 persen di saat kondisi bisnis masih lesu,” paparnya.

Hendra berharap jalur mediasi menjadi upaya kedua belah pihak untuk mencari solusi alternatif permasalahan tersebut. Apalagi difasilitasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Solo. Sementara itu dari pihak manajemen PGS belum ada konfirmasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya