Soloraya
Sabtu, 12 Maret 2022 - 13:04 WIB

Berharap Pura Mangkunegaran tetap Kokoh Jadi Soko Guru Kebudayaan Jawa

Ika Yuniati  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tarian Bedhaya Anglir Mendung. (puromangkunegaran.com)

Solopos.com, SOLO — Kota Solo punya dua simbol kebudayaan Jawa yang jadi magnet bagi wisatawan. Dua simbol kebudayaan Jawa itu adalah Keraton Solo dan Pura Mangkunegaran.

Eksistensi Pura Mangkunegaran sebagai pusat kebudayaan Jawa punya andil besar pada pertumbuhan pariwisata Kota Solo. Sampai hari ini, Pura Mangkunegaran masih menjadi magnet bagi para wisatawan yang berkunjung untuk belajar naskah di Reksa Pustaka, sekadar keliling kompleks kadipaten, ataupun menikmati Mangkunegaran Royal Dinner.

Advertisement

Kepala Bidang (Kabid) Pembina Sejarah dan Pelestarian Cagar Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo, Sungkono, Jumat (11/3/2022), mengatakan selama ini sudah tercipta sinergi antara Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dengan Pura Mangkunegaran. Penerus Adipati nantinya diharapkan punya misi yang sama dengan sebelumnya.

Baca Juga: Jumenengan Mangkunagoro X Dimulai, Jokowi Kirim Karangan Bunga

Advertisement

Baca Juga: Jumenengan Mangkunagoro X Dimulai, Jokowi Kirim Karangan Bunga

Sungkono kemudian menyebut beberapa agenda Pura Mangkunegaran yang eksis dan selalu menarik wisatawan. Misalnya tradisi perayaan Malam Satu Sura, dan Tingalan Wiyosan Setuponan. Pagelaran yang diadakan di Pendapa Prangwedanan Pura Mangkunegaran ini sebagai peringatan hari lahirnya Mangkunagoro IX tiap Sabtu Pon. Setuponan diisi dengan pentas karya klasik maupun garapan baru milik Pura Mangkunegaran. Mulai dari seni tari, teater, hingga pedalangan

Ada pula sejumlah konser besar yang sering memanfaatkan venue heritage Pamedan Pura Mangkunegaran sebelum pandemi Covid-19. Pura Mangkunegaran sebagai kawasan cagar budaya juga menjadi destinasi andalan yang selalu direkomendasikan kepada para wisatawan.

Advertisement

Baca Juga: Ekspektasi Tinggi, Pemerhati Budaya Solo Sampaikan Ini pada Sosok Bhre

Ihwal sinergi tersebut juga sempat disinggung Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, beberapa waktu lalu. Sebagai sesama anak muda, Gibran mengaku siap berkolaborasi dengan MN X, maupun pewaris takhta Keraton Kasunanan yakni Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (K.G.P.H) Purboyo. Semangat muda ketiganya diharapkan mampu memajukan Kota Solo sebagai kota yang berkembang tanpa meninggalkan posisinya sebagai pusat kebudayaan Jawa.

Soko Guru Kebudayaan Jawa

Senada, seniman senior Solo, ST Wiyono, berharap Pura Mangkunegaran tetap kokoh sebagai Soko Guru Kebudayaan Jawa. Bahkan, pada masa sekarang, MN X, diharapkan bisa membawa nilai-nilai yang ada di dalam kadipaten hingga level dunia. “Semangat muda. Saya yakin bisa lebih moncer,” kata Wiyono.

Advertisement

Lebih lanjut, Wiyono mengingatkan Pura Mangkunegaran memiliki kekayaan seni budaya yang sangat luar biasa. Ia kemudian menyebutkan beberapa lembaga kesenian yang masih eksis sampai hari ini. Misalnya Surya Sumirat, Akademi Seni Mangkunegaran Surakarta (ASGA), Pakarti Puro Mangkunegaran, Adicipta Paundrakarna Production, Pasinaon Dalang Mangkunegaran.

Baca Juga: Tiji Tibeh Wasiat Raden Mas Said ke Penerus Mangkunegaran

Kesenian Pura Mangkunegaran bahkan berkembang di luar area keraton. Sebut di Gunung Kidul, Wonogiri, Blora, hingga Sragen, yang perkembangan seninya masih terpengaruh gaya Mangkunegaran.

Advertisement

“Pada tahun ’85-an saya bikin lembaga studi kebudayaan timur. Saya mencoba telisik itu juga kala itu. Mangkunegaran memiliki kekayaan luar biasa seperti adanya pasinaon dalang, pawiyatan tari, hingga Suryo Sumirat, yang masih hidup sampai hari ini,” kata mantan pengajar di kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Solo ini, Jumat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif