SOLOPOS.COM - Salah satu tempat sampah milik warga di tepi Jl. Adisucipto, Paulan, Colomadu, Karanganyar, sudah empat hari tak diambil, Kamis (4/1/2018). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Sampah di wilayah Colomadu, Karanganyar, kembali menggunung setelah berhari-hari tak diambil.

Solopos.com, KARANGANYAR — Sampah di beberapa desa Kecamatan Colomadu, Karanganyar, kembali menggunung seperti beberapa waktu lalu. Hal itu karena petugas pengambil sampah dari Pemkab Karanganyar menghentikan pengambilan sampah sejak akhir 2017 lalu.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Warga kami resah sebab sudah empat hari ini sampah di desa tidak diambil sehingga menumpuk. Petugas yang mengambil sampah tidak mau mengambil karena tidak mempunyai dana operasional,” ujar Kepala Desa Paulan, Colomadu, Joko Margono, ketika ditemui di ruang kerjanya, Kamis (4/1/2017).

Seperti diwartakan sebelumnya sejumlah warga desa di Kecamatan Colomadu, Karanganyar, dipusingkan masalah sampah. Setelah PT Abisatya Kencana Mulia (AKM) berhenti beroperasi di Desa Gedongan, Colomadu, sampah yang menjadi tanggung jawab PT AKM menumpuk dan membusuk di ribuan pelanggan karena tidak diambil. (Baca: 3 TPS Colomadu Ditutup, Warga Diminta Tak Buang Sampah Sembarangan)

Joko mengatakan keresahan warga semakin memuncak karena saat ini tempat pembuangan sampah sementara yang dipunyai desa itu beberapa waktu lalu juga telanjur ditutup. Di satu sisi banyak warga yang sudah tidak mempunyai pekarangan luas sehingga kesulitan membuang sampah.

Akibatnya sampah menumpuk di ratusan rumah warga. Jumlah warga yang memanfaatkan jasa pembuangan sampah PT AKM mencapai 800 keluarga.

Salah seorang warga setempat, Ny. Wandi, mengatakan saat ini sampah rumah tangga yang biasanya diambil petugas menumpuk di depan rumah. Karena sudah empat hari ini sampah tidak diambil petugas.

“Sekarang ini sampah sudah menumpuk banyak, apalagi nanti kalau pedagang yang biasa berjualan di depan rumah ini buka tentu sampah akan lebih banyak lagi. Karena itu saya berharap sampah ini segera diambil,” kata dia.

Sementara itu, petugas pengambil sampah wilayah Colomadu, Sumanto dan Aditya, membenarkan sudah tidak lagi mengambil sampah warga. Hal itu karena mereka tidak mempunyai dana untuk operasional.

“Sudah sejak akhir Desember 2017 lalu kami memang berhenti mengambil sampah warga. Sekarang kami sudah tidak mempunyai dana lagi,” ujar Aditya didampingi Sumanto.

Aditya berharap Pemkab Karanganyar yang meminta dirinya dan Sumanto menangani sampah setelah dihentikannya pengelolaan sampah oleh PT AKM segera mengucurkan dana. Dalam satu hari setidaknya Aditya dan Sumanto harus mengeluarkan dana senilai Rp1 juta sampai Rp1,2 juta.

Dia mengakui Pemkab telah menjanjikan dana operasional. Namun dana itu baru bisa dicairkan pada April mendatang. “Kalau harus menunggu sampai April hla biaya operasional sejak sekarang terus bagaimana? Kalau tidak ada dana apa bisa berjalan,” ungkap Sumanto.

Setidaknya ada lima desa di Colomadu yang pengelolaan sampahnya terganggu karena tidak ada dana operasional untuk pengelola. Lima desa itu yakni Paulan, Malangjiwan, Ngasem, Gajahan, dan Klodran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya