SOLOPOS.COM - Puluhan Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) jurusan Wonogiri-Jabodetabek tengah parkir atau perpal di area Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri. Bus tidak beroperasi karena ada kebijakan larangan mudik. Foto diambil Selasa (28/4/2020). (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI — Pelarangan mudik oleh pemerintah di tengah pandemi Covid-19 berdampak pada Perusahaan Otobus (PO). Selain bus tidak bisa beroperasi, PO di Wonogiri juga harus mengambil tindakan terhadap status sopir, kernet bus serta seluruh karyawan PO.

Kondisi tersebut dirasakan oleh salah satu PO yang mempuntai trayek Jabodetabek-Wonogiri, yaitu Putera Mulya. Kepala Devisi Marketing PO. Putra Mulya, Heri Prasetyo, mengatakan, sejak pelarangan mudik dilaksanakan, Jumat (24/4/2020), operasi PO Putera Mulya berhenti total.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Janda Tua Sebatang Kara di Kampung Sidomulyo Sragen Ngaku Tak Pernah Dibantu Pemerintah

Sebanyak 54 bus yang dimiliki dengan rute Wonogiri-Jabodetabek tidak ada yang dioperasikan. Karena jika tetap beroperasi akan berisiko terhadap PO dan penumpang. Dampak dari kebijakan tersebut, lanjut dia, sopir dan kernet bus yang berjumlah 116 orang dirumahkan. Sementara itu, karyawan kantor tetap masuk, tetapi ada penyesuaian gaji.

“Saat ini sebagian sopir sedang mencari pekerjaan lain, seperti bertani, tukang bangunan, pekerja pabrik dan lain-lain. Jika nanti keadaan normal, mereka akan kembali bekerja sebagai sopir atau kernet bus,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Selasa (28/4/2020).

Ditawarkan di Usaha Lain

PO Putera Mulya dibawah naungan PT. Putera Mulya Sejahtera, tetapi pemilik perusahan tersebut memiliki beberapa usaha di bidang lain, seperti hotel, rental mobil, mobil antar jemput di wilayah Jakarta dan lain sebagianya. Sebagian karyawan yang dirumahkan ditawarkan untuk bekerja di sektor tersebut.

Ibu-Ibu Nyaris Jadi Korban Penjambretan Dekat Balai Kota Solo, Polisi Buru 2 Pelaku

“Karyawan yang berminat bisa bernegosiasi. Jika mau bekerja di sektor tersebut dikontrak selama tiga bulan. Konsekuensinya, jika bus sudah beroperasi sebelum mereka selesai kontrak, maka mereka diharuskan untuk menghabiskan kontrak kerjanya. Sebenarnya pemilik perusahaan mempunyai banyak usaha, tetapi kerena ekonomi sekarang sedang terpuruk, kesempatan untuk tetap bekerja menjadi terbatas,” terang dia.

Sebagian sopir dan kernet bus saat ini sedang mengikuti program pelatihan Peduli Keselamatan yang diselenggarakan oleh Polres Wonogiri dan Bank BRI. Jumlah kru PO Putera Mulya yang terdaftar mengikuti sebanyak 38 orang. Dalam waktu tiga bulan mereka mendapat uang sebesar Rp600.000.

Hotel Edotel SMKN 3 Klaten Disiapkan untuk RS Darurat Covid-19

Dampak pemberhentian operasi bus, menurut dia, juga berdampak pada angsuran PO ke leasing bus. “Kami meminta kepada leasing bus agar ada penundaan pembayaran. Karena kondisi perekonomian sedang melemah,” kata Heri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya