Soloraya
Jumat, 1 April 2022 - 15:59 WIB

Beringin Gusti Nurul Mangkunegaran di Wonogiri Dinilai Bertuah, Kenapa?

Luthfi Shobri Marzuqi  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pasar Sulingi, sebuah pasar desa yang dibangun sejak puluhan tahun lalu dan masih bertahan hingga sekarang. Letak Pasar Sulingi berada di Desa Kulurejo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri. Foto diambil Kamis (31/3/2022). (Solopos/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRI — Kepala Desa (Kades) Kulurejo, Kecamatan Nguntoronadi, Aris Hartanto, memperkirakan Pasar Sulingi berdiri di era 1970-an. Puluhan tahun telah berdiri, Pasar Sulingi sempat mengalami kerusakan di beberapa bagian dan sempat diperbaiki di tahun 2000-an.

Ramainya aktivitas di Pasar Sulingi erat berhubungan dengan peresmian saluran irigasi yang sekarang lebih dikenal sebagai Jembatan Rosul. Peresmian jembatan itu dilakukan oleh Gusti Nurul, putri Mangkunegara VII, pada tahun 1936.

Advertisement

“Gusti Nurul waktu itu menandai peresmian jembatannya dengan menanam pohon beringin yang berada di ujung jembatan. Sejak peresmian itu, masyarakat banyak berkumpul dan berdagang hasil bumi di area sekitar jembatan. Itu dari cerita yang saya dapat,” kata Aris, saat dihubungi Solopos.com, Rabu (30/3/2022).

Baca Juga: Pasar Desa di Wonogiri Ini Lebih Populer dari Pasar Kecamatan Hlo…

Pohon beringin yang memicu geliat aktivitas masyarakat itu lalu dianggap bertuah. Selama bertahun-tahun setelah penanaman itu, aktivitas masyarakat semakin ramai. Hal itu lalu memicu kemunculan Pasar Sulingi. Saking bertuahnya, banyak orang menolak saat ada wacana Pohon Beringin dikepras. Terkait penamaan Pasar Sulingi, Aris mengaku belum mengetahui secara detail.

Advertisement

“Saya dulu pernah cari tahu. Tapi sampai sekarang belum mengetahui kenapa namanya Pasar Sulingi. Tahunya pasar itu dulunya menjadi tempat warga untuk menjual hasil bumi meski sekarang enggak begitu banyak seperti dulu,” tambahnya.

Pengelolaan Pasar Sulingi sempat tak tertata dengan baik selama bertahun-tahun. Namun sejak dikelola Pemerintah Desa (Pemdes) Kulurejo melalui Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa), pengelolaan pasar menjadi profesional. Hasilnya, Pasar Sulingi telah memberi pemasukan desa lebih banyak.

Baca Juga: Dirintis Pemuda dengan Iuran, Pasar Ndalu Sambirejo Jadi Tumpuan Warga

Advertisement

“Waktu belum dikelola dengan baik, Pasar Sulingi hanya memberi masukan ke desa Rp5 juta-7,5 juta per tahun. Saat dikelola BUM Desa sudah bisa memberi pemasukan Rp15 juta-20 juta per tahun ke desa [belum termasuk pemasukan dari pengelolaan parkir],” kata Aris.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif