SOLOPOS.COM - Orang-orang menyimak penjelasan sejarah Kauman dalam program Berjalan Bercerita yang diinisiasi oleh Solo Societeit untuk memperkenalkan sejarah Kampung Kaumam, Minggu (26/3/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO–Solo Societeit memiliki misi untuk memperkenalkan sejarah, terutama sejarah Solo ke masyarakat. Melalui program berjalan bercerita Solo Societeit berusaha mengemas sejarah melalui format edutrip yang lebih cair.

Edutrip yang diinisiasi oleh divisi berjalan bercerita Solo Societeit ini mengajak masyarakat untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Solo. Seperti pada Minggu (26/3/2023) Solo Societeit mengajak berkeliling untuk napak tilas kampung Kauman.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Ketua Solo Societeit, Dani Saptani, mengatakan program itu memang ditujukan memperkenalkan sejarah kota agar lebih menarik. Dia mengatakan biasanya temanya beragama, khusus Ramadan akan lebih berfokus tentang tema-tema keislaman.

“Memang dari awal kita dari Solo Societeit itu kan punya divisi namanya berjalan bercerita, itu kita mengulas detail per tema. Nah ini khusus Ramadan kita memang dalam satu bulan tiap pekan untuk mengadakan jelajah sejarah bernuansa Islami,” kata Dani kepada Solopos.com, Rabu (29/3/2023).

Program edukasi sejarah bertema Islam itu dimulai dengan kampung Kauman. Menurut dia, objek atau tempat kampung Kauman ini tepat untuk mengawali sebab kampung yang selama ini dikenal dengan batiknya itu, ternyata adalah sentra peradaban Islam di Solo.

“Jadi Kauman itu memang dari awal dibentuk oleh Keraton Kasunanan sebagai satu pemukiman abdi dalem, yang namanya abdi dalem pametakan, itu diambil dari kata petak atau putih,” lanjut dia.

Yang Dani maksud sebagai abdi dalem pametakan adalah para ulama atau santri di sekitar Keraton Kasunanan. “Nah itu komunitas mereka ada di Kauman yang notabene menjadikan Masjid Agung sebagai sentra komunitas tersebut,” tutur dia.

Dia mengatakan keberadaan ulama dan santri di Kauman ini pada perkembangannya cukup mempengaruhi dinamika sosial, cara pandang masyarakat, sampai gaya arsitektur rumah. “Itu kan berkembang seiring zaman, mereka melakukan aktivitas yang mengarah, bukan hanya keagamaan, tapi lebih luas lagi soal intelektual dalam arti aksi sosial,” tutur dia.

Dani bersama Solo Societeit akan terus mengembangkan konsep edukasi sejarah yang mudah diterima oleh masyarakat dan tidak membosankan. Dia mengatakan program itu akan berlanjut pada Sabtu (1/4/2023) mendatang. 

“Sabtu ini itu kita mau membahas soal pemukiman muslim, itu yang ada di sisi selatan keraton, di situ ada pemukiman musim yang dihuni oleh para ulama, dan sampai sekarang kampungnya masih ada, tapi masih banyak orang tidak ada,” lanjut dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya